ABSTRAK Kevyn Augusta Gunawan
PUBLIC 
COVER Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Kevyn Augusta Gunawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
terutama dari sektor pertanian dan kehutanan. Kontribusi pengurangan emisi GRK dari sektor energi
hanya sekitar 22% saja, namun dapat ditingkatkan menjadi 33% jika adanya partisipasi pendanaan dari
luar negeri. Carbon Capture and Storage (CCS) dipercayai sebagai satu-satunya cara untuk mengurangi
emisi GRK dalam skala besar. Di Indonesia, CCS belum termasuk sebagai cara untuk mengurangi emisi
GRK yang dapat didanai sendiri; namun demikian cara ini tetap dapat dilakukan jika adanya bantuan
dari internasional. Oleh karena itu, sejak tahun 2012 Institut Teknologi bandung (ITB) telah memulai
usaha untuk mewujudkan pilot project CCS yang pertama di kawasan Asia Tenggara dan Selatan, yang
berlokasi di Lapangan Gundih, Jawa Tengah. Di dalam rencana implementasi pilot project CCS ini,
CO2 dalam fasa super-critical akan diinjeksikan ke dalam reservoar carbonate build up yang
merupakan bagian dari formasi Kujung. Untuk dapat menginjeksikan CO2 ke dalam formasi tersebut,
dibutuhkan berbagai studi guna mengetahui kapabilitas dari formasi yang akan diinjeksikan. Target
injeksi berada pada kedalaman 3000-3500 m. Sebelum dan setelah injeksi dilakukan, perlu diadakannya
metode untuk memonitor CO2 yang diinjeksikan tersebut. Pada penelitian ini simulasi untuk
memonitorkan penginjeksian CO2 dilakukan dengan teknik Walk-away Vertical Seismic Profiling
(WVSP). Receiver diletakkan di sepanjang lubang sumur, yaitu dengan mengasumsikan penggunaan
fiber optic cable. Sedangkan sumber gelombang seismik ditempatkan di beberapa lokasi di permukaan
dalam sebuah lintasan seismic 2D. Berdasarkan hasil simulasi reservoar, geometri dari plume CO2
diperkirakan tipis, dengan ketebalan sekitar 70 m, apabila injeksi CO2 sebesar 800 ton per hari
dilakukan selama 2 tahun. Sedangkan simulasi injeksi CO2 dengan volume yang sama selama 10 tahun
ke dalam zona brine dari formasi Kujung memperlihatkan ketebalan plume CO2 sebesar 350 m.
Simulasi WVSP dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak NORSAR 2D dengan metode ray
tracing, untuk kemudian dilakukan pengolahan data seismic VSP sampai menghasilkan penampang
seismik dalam kawasan kedalaman dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa teknik WVSP berhasil memperlihatkan refleksi dari keberadaan plume
CO2, baik untuk scenario injeksi selama 2 tahun maupun 10 tahun. Dengan demikian, teknik monitoring
dengan metode WVSP sangat dianjurkan di dalam implementasi CCS Pilot Project di lapangan Gundih
ini