digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Sherly Artadita.pdf?
PUBLIC Taupik Abidin

Bertambahnya populasi Muslim di dunia, membuka peluang bagi pelaku bisnis untuk terlibat dalam bisnis halal. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa "Halal" merupakan syarat utama konsumsi produk bagi Muslim, sehingga baik negara dengan jumlah Muslim mayoritas atau minoritas bersaing untuk terlibat dalam bisnis halal, termasuk Taiwan. Fenomena ini menarik minat akademisi untuk melakukan penelitian halal. Sayangnya, studi yang melibatkan perspektif pengusaha yang berperan sebagai kunci utama dalam menjawab tuntutan pasar terhadap produk dan servis halal masih langka. Berdasarkan alasan tersebut maka pada penelitian ini, perusahaan di Taiwan berperan sebagai subjek penelitian guna menyelidiki faktor-faktor dari pengusaha untuk terlibat dengan bisnis halal. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel, yakni sumber daya perusahaan (FR), lingkungan eksternal perusahaan (FEE), perceived benefit (PB), perceieved risk (PR), niat untuk adopsi (IA), inovasi (IN), dan adopsi bisnis halal (HBA). Data didapatkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengusaha halal di Taiwan dan menggunakan PLS-SEM untuk analisis data. Dari 41 respon yang diperoleh dari para pengusaha, hasil menunjukkan bahwa FR dan FEE secara langsung mempengaruhi IN dan PB; FR secara langsung mempengaruhi PR; PB dan PR mempengaruhi IA; dan akhirnya IN dan IA mempengaruhi HBA. Berdasarkan hasil tersebut, maka studi ini memberikan dua rekomendasi yang dapat diimplikasikan di dalam perusahaan. Pertama, pentingnya sumber daya perusahaan untuk membentuk inovasi dan niat perusahaan dalam mengadopsi bisnis halal, dimana kedua faktor ini akan menentukan keputusan perusahaan untuk mengadopsi bisnis halal atau tidak. Kedua, pentingnya perceived benefit sebagai faktor kunci untuk meningkatkan niat perusahaan untuk mengadopsi bisnis halal.