digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Takayyasa Achsana S
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT XYZ memiliki fokus pada eksploitasi sumber daya alam melalui serangkaian kegiatan, termasuk pengeboran, pembangunan infrastruktur transportasi dan penyimpanan, serta pengolahan dan produksi. Pada tahun 2022, perusahaan gagal mencapai target produksi minyak dan kondensat, dengan capaian hanya 79,1% pada Lapangan Y, di mana PT XYZ bertindak sebagai operator lifting. Pada tahun 2023, dua proyek dilakukan di Lapangan Y, yaitu Proyek Pengeboran A yang gagal dan Proyek Pengeboran B yang berhasil, meskipun tidak sempurna. Hasil dari kedua proyek menjadi pembelajaran bagi PT XYZ untuk Proyek Pengeboran C yang akan dimulai pada tahun 2025. Manajer Development and Planning PT XYZ menyatakan bahwa ketidakcapaian produksi diduga disebabkan oleh kurangnya efektivitas mitigasi risiko, kurangnya evaluasi serta pembaruan berkala terhadap risk register, serta pemilihan respons risiko yang tidak optimal. Oleh karena itu, diperlukan perancangan manajemen risiko yang baru dan lebih efektif. Manajemen risiko disusun berdasarkan kerangka kerja ISO 31000: 2018. Ditetapkan ruang lingkup, konteks, dan kriteria dari perancangan manajemen risiko. Risiko diidentifikasi menggunakan Risk Failure Mode Effect and Analysis (RFMEA), menghasilkan 88 risiko berdasarkan pada Work Breakdown Structure. Risiko dinilai berdasarkan severity, occurrence, dan detection secara kualitatif, lalu dihitung untuk menentukan risiko prioritas menggunakan Pareto untuk nilai Risk Score Value dan Risk Priority Number, serta berdasarkan Cost Severity, menghasilkan dua jenis Risk Map yang menunjukkan 26 risiko yang beririsan. Sebagian besar risiko, yaitu 18 risiko, tergolong sebagai prioritas sedang. Selanjutnya, 8 risiko dengan prioritas tinggi diidentifikasi sebagai prioritas utama untuk ditangani, yaitu risiko unidentified drilling surprise, gagalnya rancangan waktu dan biaya pengadaan, estimasi tender yang melampaui perkiraan, perolehan izin operasi drilling, kendala mobilisasi oleh masyarakat lokal, dan masalah alat terjepit serta loss circulation lumpur. Usulan rencana respons disusun untuk 26 risiko prioritas, baik tinggi maupun sedang, dengan respons berjenis mitigate atau accept. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan terhadap risiko residual, di mana ditemukan 3 risiko yang masih masuk dalam kategori prioritas sedang, dengan estimasi biaya respons dan kontingensi maksimal mencapai USD1.885.000 diharapkan dapat menghemat dampak biaya hingga maksimal USD51.365.000. Dampak ekonomi dari usulan manajemen risiko adalah potensi penghematan biaya dan pengurangan kerugian akibat kejadian tak terduga atau kegagalan proyek. Namun, PT XYZ perlu meninjau lebih dalam aspek-aspek dari usulan yang melibatkan evaluasi lebih lanjut terhadap keefektifan respons yang diusulkan dan kesiapan perusahaan dalam menerapkan. Dampak sosial dari perancangan mencakup pengurangan risiko terhadap kecelakaan kerja, kerusakan lingkungan, atau dampak negatif lainnya terhadap masyarakat lokal. Dengan memahami risiko ini, perusahaan dapat meningkatkan hubungan dengan masyarakat dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.