digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Acep Hendra Punja Unggara
PUBLIC yana mulyana

Escherichia coli merupakan bakteri patogen yang paling banyak menginfeksi pasien di rumah sakit, khususnya penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK), infeksi nosokomial dan infeksi saluran cerna. Laju resistensi E. coli meningkat dalam beberapa tahun terakhir terhadap beberapa golongan antibiotik termasuk sefalosporin generasi tiga. Adanya gen beta laktamase diduga kuat menjadi penyebab multiresisten ini. Mekanisme resistensi yang dimiliki bakteri adalah memproduksi enzim beta laktamase yang mampu menghidrolisis cincin beta laktam. Tujuan penelitian ini adalah menentukan keberadaan gen beta laktamase (blaCTX-M, blaCMY, blaSHV, dan blaTEM). Pada data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi terapi bagi pasien yang terinfeksi E. coli penghasil Extended Spectrum Beta lactamases (ESBL). Isolat klinis E. coli ESBL yang didapatkan dari salah satu rumah sakit di Bandung diperiksa keberadaan gen beta laktamase menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan cetakan isolat klinis koloni E. coli ESBL. Produk PCR kemudian divisualisasi dengan elektroforesis gel agarosa 1% dan diamati pita DNA yang menunjukkan keberadaan gen beta laktamase. Dari 30 isolat, terdapat 19 isolat memiliki gen beta laktamase baik secara tunggal maupun multigen. Hasil yang diperoleh, isolat yang membawa gen blaCTX-M sebesar 64,3%, gen blaCMY sebesar 3,6%, gen blaSHV sebesar 3,6%, dan gen blaTEM sebesar 14,3%. Kemudian dari 19 isolat yang memiliki gen beta laktamase dipilih lima isolat yang memiliki gen blaCTX-M dengan intensitas pita DNA paling tebal untuk ditentukan urutan nukleotidanya serta mengkonfirmasi keberadaan gen blaCTX-M dan subgenotipenya. Urutan nukleotida gen beta laktamase dari setiap isolat disejajarkan dengan urutan nukleotida yang terdapat pada GenBank dan dihitung persen homologinya untuk penentuan masingmasing subgenotipe gen tersebut. Dari lima isolat, empat isolat memiliki gen blaCTX-M dengan subgenotipe CTX-M-216 dan satu isolat dengan subgenotipe CTX-M-55 dengan persen homologi 99- 100 % pada tingkat nukleotida. Bakteri E. coli ESBL dengan gen blaCTX-M-216 dan blaCTX-M-55 resisten terhadap berbagai antibiotik golongan sefalosporin generasi tiga. Berdasarkan data antibiogram dari rumah sakit, rekomendasi terapi antibiotik untuk bakteri E. coli ESBL resisten sefalosporin generasi tiga yang dapat diberikan yaitu subgolongan karbapenem untuk kedua subgenotipe tersebut, serta antibiotik kombinasi beta laktam dan tazobaktam tambahan khusus untuk subgenotipe CTX-M-216.