Menurut data dari Kementerian Pertanian Indonesia, beras merupakan makanan pokok
bagi lebih dari 95% penduduk Indonesia. Namun, berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik, kualitas beras yang diproduksi di Indonesia masih belum cukup baik dan
belum sesuai dengan harga yang ditawarkan, sehingga beras hasil produksi Indonesia
kurang bersaing pada tingkat global. Sejauh ini, sebagian besar kualitas beras di
Indonesia masih dideteksi dengan metode fisiologi dan fisikokimia. Metode tersebut
tidak dapat menentukan beberapa faktor kualitas beras yang memiliki hubungan
langsung dengan sifat karakteristik dari DNA beras. Hal ini dapat menghambat
produksi beras khususnya untuk beras berkualitas baik. Oleh karenanya, pemanfaatan
perkembangan teknologi biomolekuler untuk identifikasi kualitas beras pada tingkat
genetika perlu untuk diaplikasikan di Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, maka diusulkan solusi berupa sebuah sistem yang diberi
nama “Sistem Identifikasi DNA Penentu Kualitas Beras atau RIKUIDEN”. Salah satu
bagian dari sistem RIKUIDEN adalah alat replikasi DNA penentu kualitas beras
dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Alat ini beguna untuk menyediakan
kondisi yang menunjang terjadinya reaksi PCR. Alat terdiri dari tiga subsistem utama,
yaitu subsistem power supply untuk memberikan daya pada mikroprosesor dan
aktuator suhu, subsistem user interface untuk menerima parameter masukan dan
menampilkan proses reaksi pada pengguna, dan subsistem kendali suhu untuk
mengendalikan suhu thermal block sesuai profil suhu reaksi PCR. Alat diimplementasi
pada mikrokontroler EPS32 dengan framework ESP-IDF dan menggunakan
FreeRTOS untuk mengatur penjadwalan task. Dari hasil implementasi setiap
subsistem sudah bekera dengan baik secara fungsional.