digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Stephanie
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

Nyeri merupakan manifestasi dari berbagai kelainan fisiologis tubuh. Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan rosela (Hibiscus sabdariffa L.) secara tradisional memiliki khasiat meredakan pirai, luka, bisul, dan radang. Keduanya juga diduga memiliki kemampuan dalam meredakan nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas analgesik dari ekstrak daun tempuyung dan kelopak bunga rosela baik secara tunggal maupun kombinasi pada mencit galur Swiss Webster. Metode uji analgesik yang digunakan adalah metode writhing test dan metode tail immersion test dengan kelompok uji (1) kontrol positif (CMC-Na 1%), (2) obat pembanding, (3) ekstrak tempuyung 50 mg/kg bb, (4) ekstrak tempuyung 100 mg/kg bb, (5) ekstrak rosela 50 mg/kg bb, (6) ekstrak rosela 100 mg/kg bb, (7) kombinasi ekstrak tempuyung dan rosela 25-25 mg/kg bb, (8) kombinasi ekstrak tempuyung dan rosela 50-50 mg/kg bb, dan (9) kombinasi ekstrak tempuyung dan rosela 100-100 mg/kg bb. Hasil pengujian aktivitas analgesik dengan metode writhing test menunjukkan bahwa ekstrak daun tempuyung secara tunggal memiliki aktivitas analgesik perifer pada dosis 50 dan 100 mg/kg bb yang ditunjukkan dengan penurunan geliatan mencit yang signifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Pada hasil pengujian aktivitas analgesik sentral dengan metode tail immersion test, ekstrak rosela dosis 100 mg/kg bb menunjukkan aktivitas analgesik sentral yang yang signifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Pada metode writhing test kombinasi kedua ekstrak dengan dosis 50-50 mg/kg bb berbeda signifikan terhadap kelompok kontrol dan sebanding dengan dosis tunggal tempuyung 100 mg/kg bb. Sementara pada metode tail immersion test, kombinasi kedua ekstrak tidak lebih baik dari tunggalnya.