Olahraga futsal merupakan olahraga berintensitas tinggi yang ditandai dengan aktivitas
berlari yang berulang-ulang dengan waktu relatif cukup lama sehingga beresiko cedera.
Lari merupakan salah satu olahraga yang seringkali menyebabkan cedera berlebihan pada
bagian bawah dan kaki. Nyeri seringkali muncul akibat cedera setelah melakukan kegiatan
olahraga. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut. Cedera merupakan salah satu hambatan bagi olahragawan atau
atlet dalam meraih prestasi olahraga. Salah satu terapi yang dirokomendasikan untuk
mengurangi rasa nyeri adalah Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID). NSAID
umumnya dikombinasikan dengan obat-obatan golongan opioid untuk mengobati nyeri
kronis, namun NSAID dapat memicu timbulnya efek samping yang tidak diinginkan
apabila dikonsumsi dalam jangka panjang. Dalam penelitian ini, digunakan krim
kombinasi minyak atsiri daun bandotan, minyak atsiri jahe , ekstrak kunyit dan merica
hitam yang diberikan kepada atlet futsal. Sediaan krim tersebut diberikan kepada atlet
futsal sebanyak 20 orang yang diberikan secara acak selama 3 hari. Kemudian, diamati
dengan pemberian kuesioner, yaitu kuesioner Visual Analogue Scale (VAS), kuesioner
inflamasi dan kuesioner keamanan (efek samping) dan juga ditambah pemeriksaan
parameter biokimia seperti pemeriksaan Neutrophil Lymphocyte Ratio (NRL), pemeriksaan
kreatinin kinase, dan pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) kuantitatif. Hasil uji
menunjukkan aktivitas anti-nyeri dan aktivitas anti-inflamasi antara kelompok uji dan
plasebo, begitu pun dengan hasil pemeriksaan parameter biokimia. Hal ini mungkin
disebabkan oleh induksi nyeri dan inflamasi yang tidak tercapai sehingga tidak didapatkan
perbedaan yang bermakna, kemungkinan lain adalah pemberian latihan fisik tambahan
yang kurang signifikan sehingga tidak tercapai inflamasi. Hasil uji terkait keamanan,
beberapa efek seperti reaksi gatal dan kulit kemerahan, namun persentase kemunculannya
kecil, selain itu efek tersebut juga dilaporkan pada sebagian kecil kelompok plasebo,
sehingga efek yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh pembawa. Dari hasil pengujian
yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa krim kombinasi yang digunakan tidak
menunjukkan efek anti-nyeri dan anti-inflamasi pada model uji klinik yang digunakan
dalam penelitian ini.