BAB 1 Bagas Panandito
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 2 Bagas Panandito
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 3 Bagas Panandito
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 4 Bagas Panandito
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 5 Bagas Panandito
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
PUSTAKA Bagas Panandito
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk ke-17 di dunia, oleh karena itu dibutuhkan perancangan fasilitas sisi udara yang baik, untuk meningkatkan kapsitas sisi udara bandara tersebut. Fasilitas udara meliputi runway, taxiway, dan apron. Runway merupakan landasan pacu bagi pesawat yang digunakan untuk lepas landas maupun pendaratan. Taxiway merupakan penghubung antara runway dan apron. Apron merupakan tempat yang digunakan pesawat untuk parkir. Perancangan fasilitas sisi udara didasarkan oleh standar yang dibuat oleh Kementrian Perhubungan, ICAO, dan FAA. Perancangan dimulai dengan pengumpulan data yang meliputi data pergerakan penumpang, data pergerakan pesawat, kondisi lingkungan bandara, dan data tanah. Data pergerakan penumpang akan diproyeksikan sepanjang 20 tahun kedepan, sehingga fasilitas udara yang dirancang dapat beroperasi hingga tahun rencana. Berikutnya, dilakukan perancangan sisi udara yang meliputi geometri, perkerasan, dan marka dari runway, taxiway, dan apron. Perancangan geometri didasarkan oleh pesawat terbesar yang dapat diterima sehingga pesawat dapat beroperasi pada kondisi muatan penuh dengan baik. Perancangan perkerasan dilakukan menggunakan software FAARFIELD untuk mengetahui ketebalan dan material yang dibutuhkan untuk perkerasan kaku maupun lentur, perancangan perkerasan ini didasarkan beban pesawat berulang dan kondisi tanah di lingkungan bandara. Perancangan marka didasarkan pada standar yang telah ditetapkan sehingga dapa meingkatkan keselamatan dari pesawat yang beroperasi. Analisis proyeksi pergerakan tahun rencana terjadi perubahan Airport Reference Code dari 4E menjadi 4F dengan pesawat terbesar adalah Airbus 380-800. Setelah dilakukan evaluasi untuk tahun rencana dibutuhkan seminimalnya terdiri dari 4 runway dengan penambahan runway 3 pada tahun 2029 dan runway 4 pada tahun 2038. Runway 3 dan 4 memiliki panjang 3000 meter. Pada runway 1 diperlukan penambahan panjang sebesar 300 meter. Taxiway perlu penambahan lebar sebesar 2 meter dan jumlah akibat adanya penambahan runway dan apron. Evaluasi apron dilakukan dengan menambahkan suatu apron baru dan penambahan seminimalnya 9 gate baru. Bagian perkerasan seluruhnya dilakukan pergantian perkerasan baru agar mampu menampung lalu lintas pada tahun rencana.
Perpustakaan Digital ITB