Diabetes Melitus (DM) yang tidak terkendali dengan baik akan menyebabkan berbagai komplikasi
kronis. Selain penggunaan obat-obatan, perubahan dan peningkatan gaya hidup sehat juga
berperan penting dalam upaya pengendalian kadar glukosa darah. Pengetahuan yang baik
tentang manajemen gaya hidup sehat dan kepatuhan penggunaan obat rasional menunjang
keberhasilan terapi DM, sehingga edukasi menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan pasien. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bekerja sama
dengan Puskesmas, dalam memberikan pelayanan dan pembinaan bagi pasien penyakit kronis
melalui Prolanis dengan salah satu kegiatannya adalah edukasi. Edukasi diberikan kepada pasien
yang memenuhi kriteria inklusi dan kemudian dilakukan pemantauan. Metode pemberian edukasi
adalah melalui pendekatan perorangan oleh peneliti kepada pasien dalam pengawasan apoteker
puskesmas dengan atau tanpa bantuan langsung saat pelaksanaan edukasi. Desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional dan one-group pretest-posttest secara retrospektif dan
konkuren selama periode Desember 2018–April 2019 yang dilakukan di Puskesmas Sukarasa dan
Puskesmas Sarijadi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan korelasi faktor-faktor yang
berpengaruh, diantaranya adalah kebiasaan olahraga, tingkat pengetahuan, dan kepatuhan
terhadap pengendalian glukosa darah puasa (GDP) serta pengaruh edukasi terhadap
pengendalian GDP. Hasil penelitian menunjukkan secara statistik korelasi faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pengendalian GDP tidak bermakna (p>0,05) sedangkan hasil pengaruh
edukasi terhadap pengendalian GDP berbeda bermakna (p<0,05).
Perpustakaan Digital ITB