ABSTRAK Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Delza Dera Nur Hermawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Perairan Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemasangan kabel bawah laut. Namun, pemasangan kabel bawah laut tidak bisa sembarang dilakukan, diperlukan peninjauan terhadap beberapa faktor. Salah satu faktor yang perlu ditinjau adalah kecepatan arus. Arus dapat menyebabkan kabel bergerak. Jika pergerakan kabel mencapai kondisi yang terlalu ekstrim maka kabel akan berpindah dari tempat yang telah ditentukan dan memungkinkan terjadinya kerusakan kabel. Oleh karena itu, penelitian kali ini akan difokuskan pada analisis kestabilan kabel bawah laut di Perairan Aceh Timur dengan faktor yang ditinjau hanya kecepatan arus.
Perairan Aceh Timur merupakan perairan dengan tipe pasang surut harian ganda. Arus yang dominan di perairan ini adalah arus pasang surut dengan arah arus menuju tenggara saat pasang dan menuju barat laut saat surut. Analisis kestabilan kabel bawah laut di Perairan Aceh Timur dilakukan dengan menghitung kestabilan arah lateral dan arah vertikal. Dalam menghitung kestabilan arah lateral diperlukan nilai kecepatan arus. Nilai kecepatan arus yang digunakan dalam perhitungan adalah kecepatan arus maksimum yang telah dirata-ratakan terhadap kedalaman. Kecepatan arus maksimum dipilih karena dianggap memiliki dampak yang paling besar terhadap kestabilan kabel dan perata-rataan terhadap kedalaman dipilih karena penelitian ini menggunakan model 2 dimensi Delft3D-Flow sehingga nilai kecepatan arus pada satu kolom air dianggap sama (tidak berubah terhadap kedalaman). Simulasi dilakukan selama 12 bulan yaitu dari Desember 2013 sampai November 2014 dengan langkah waktu 60 menit. Gaya pembangkit yang digunakan adalah pasang surut dan angin.
Verifikasi elevasi hasil model terhadap data observasi cukup baik ditunjukkan dengan nilai RMSE yang cukup rendah yaitu sebesar 0,119 meter untuk Stasiun Sabang, 0,108 meter untuk Stasiun Malahayati dan 0,107 meter untuk Stasiun Lhokseumawe. Verifikasi kecepatan arus arah u dan arah v hasil model terhadap data observasi cukup baik ditunjukkan dengan nilai RMSE sebesar 0,027 m/s untuk kecepatan arus arah u dan sebesar 0,0038 m/s untuk kecepatan arus arah v. Hasil verifikasi yang cukup baik menjadikan data model dapat digunakan untuk perhitungan kestabilan kabel. Berdasarkan perhitungan kestabilan kabel bawah laut di 77 (tujuh puluh tujuh) titik pengamatan pada jalur lintasan kabel sepanjang waktu simulasi menunjukkan kondisi kabel yang stabil dalam arah vertikal dan lateral dengan persentase kestabilan arah lateral berkisar antara 70-98%.
Perpustakaan Digital ITB