Salah satu isu yang berkaitan dengan aliran gas yang tinggi adalah masalah kepasiran yang terjadi di formasi
yang tak terkonsolidasi. Berhubungan dengan isu tersebut, untuk mengembangkan reservoir gas yang dangkal
di Delta Mahakam, diperlukan biaya penyelesaian sumur yang lebih efektif untuk menangani masalah
kepasiran yang terjadi di multi layar reservoir dan pasir yang tak terkonsolidasi. Multi Zone Single Trip Gravel
Pack (MZ-STGP) telah diaplikasikan di sebagian besar sumur gas di Mahakam, tetapi metode ini memiliki
beberapa masalah teknikal dalam hal jarak dan jumlah zona, deviasi sumur dan pemompaan gravel. Hal ini
mengakibatkan perlunya suatu teknik penyelesaian sumur yang lebih efektif dalam menangani masalah
kepasiran reservoir zona dangkal.
Metode Lean Six Sigma telah membantu dalam hal identifikasi kecacatan sand control sebelumnya dan memilih
metode penanganan yang terbaik. Melalui investigasi Lean Six Sigma, cased hole ceramic sand screen telah
terpilih sebagai metode sand control terbaik dalam penanganan masalah kepasiran. Mode free hanging telah
dipilih sebagai metode instalasi yang sederhana dan cepat di sumur gas lapangan Tunu. Ceramic screen
digantung di SSD dan SSD juga akan menjadi jalur dari produksi gas. Terdapat dua zona yang telah dilengkapi
ceramic screen, dengan spesifikasi 12 gauge slot opening (300 micron ukuran mesh) dan 10 ft panjang screen.
Dengan menggunakan ceramic screen, hal ini akan mempermudah desain penyelesaian sumur karena
menghapus stimulasi gravel pack sekaligus mengurangi keseluruhan biaya sumur. Dalam hal teknikal, tidak
ada pasir yang teramati di permukaan selama fasa produksi untuk kedua zona. Dari hasil analisis, skin yang
terbentuk akibat pemasangan ceramic screen adalah sekitar 13 dan 71 untuk zona 1 dan 2. Real gas pseudopressure
digunakan dalam studi ini untuk mengkalkulasi skin. Dengan mengontrol tekanan bawah sumur, nilai
skin yang dihasislkan ini seharusnya dapat berkurang dengan tetap mempertahankan aliran gas yang optimum.
Strategi optimisasi produksi akan dilakukan menggunakan rule of thumb 40-70% dari AOFP dan divalidasi
dengan metode optimisasi produksi di sumur gas oleh Dawud et al.
Untuk zona 1, produksi gas optimum berada pada rentang 1,3 – 2,55 MMSCFD dengan mengatur tekanan
bawah sumur sebesar 800 – 1.150 psia dengan menghasilkan skin sebesar 10-13. Untuk zona 2, produksi gas
optimum berada pada rentang 0,96 – 1,68 MMSCFD dengan mengatur tekanan bawah sumur sebesar 1.150 –
1600 psia dengan menghasilkan skin sebesar 52 – 67.