digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Nadira Nurul Fadhilah
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 2 Nadira Nurul Fadhilah
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 3 Nadira Nurul Fadhilah
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 4 Nadira Nurul Fadhilah
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 5 Nadira Nurul Fadhilah
EMBARGO  2030-12-31 

PUSTAKA Nadira Nurul Fadhilah
EMBARGO  2030-12-31 

Pelindian dengan sianida secara langsung pada bijih refraktori menghasilkan persen ekstraksi yang rendah karena adanya mineral sulfida yang menginklusi emas atau mineral bersifat preg-robbing yang dapat menyerap kembali emas pada saat pelindian. Upaya pra-pengolahan dengan biooksidasi mulai dikembangkan sebagai alternatif dari ultra-fine grinding, roasting, oksidasi kimia, dan oksidasi bertekanan. Mineral waste emas tipe rock merupakan mineral mengelilingi endapan bijih yang mengandung mineral berharga dengan kadar sangat rendah dan bersifat refraktori. Dalam penelitian ini, pra-pengolahan mineral waste emas tipe rock dari Kalimantan Tengah dipelajari dengan metode biooksidasi menggunakan bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Proses diawali dengan penggerusan untuk memperoleh fraksi ukuran lolos -75?m lalu dilakukan homogenisasi dan sampling untuk karakterisasi, sianidasi langsung, dan biooksidasi. Karakterisasi sampel yang digunakan yaitu X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), mineragrafi sayat poles, Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), diagnostic leaching, analisis head grade, dan uji sifat preg-robbing. Percobaan biooksidasi pendahuluan dengan bakteri pengoksidasi besi dan sulfur dilakukan untuk menentukan bakteri terbaik yang akan digunakan pada percobaan biooksidasi inti. Percobaan biooksidasi inti dilakukan dengan beberapa variasi percobaan, yaitu variasi konsentrasi inokulum bakteri, pirit, dan FeSO4.7H2O. Semua residu dengan dan tanpa biooksidasi dilakukan proses sianidasi dan digesti dalam aqua regia untuk selanjutnya dilakukan pengukuran dengan AAS sehingga diperoleh persen ekstraksi emas. Hasil analisis menunjukkan bahwa mineral waste emas tipe rock bersifat refraktori karena mengandung mineral sulfida dan berasosiasi dengan mineral yang bersifat preg-robbing. Waktu inkubasi bakteri optimum adalah 2,4 hari dengan bakteri terbaik hasil biooksidasi pendahuluan yang akan digunakan pada biooksidasi inti adalah bakteri Neisseria perflava strain SKC/VA-3. Persen ekstraksi emas tertinggi hasil sianidasi residu biooksidasi adalah 82,96% pada variasi konsentrasi bakteri 5% (v/v), konsentrasi pirit 9 g/l, dan konsentrasi FeSO4.7H2O 4,4 g/l. Prapengolahan dengan biooksidasi meningkatkan persen ekstraksi emas sebesar 18,11% dari persen ekstraksi emas hasil sianidasi langsung. Oleh karena itu, proses biooksidasi telah terbukti meningkatkan ekstraksi emas dengan biaya yang murah dan ramah lingkungan serta sangat berpotensi untuk diaplikasikan ke skala lapangan dengan optimasi lebih lanjut.