digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hidrolisat protein merupakan produk hasil hidrolisis parsial yang diketahui memiliki nilai nutrisi yang lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan lebih efisien dibandingkan dengan asam amino biasanya. Protein dari insekta memiliki potensi sebagai sumber protein alternatif yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perolehan, produktivitas dan karakteristik hidrolisat protein yang diperoleh dari biomassa defatted larva Lalat Tentara Hitam yang dikultivasi menggunakan substrat alpukat busuk dan alpukat busuk-ampas tahu (1:1), yang selanjutnya disebut sebagai substrat alpukat dan alpukat-ampas tahu. Kultivasi dilakukan selama 27 hari pada temperatur 19-38,5oC dan kelembapan udara 34,9 - 99,2% dengan intensitas cahaya 0,03-46,8 W/m2. Biomassa defatted diperoleh dari ekstraksi larva Lalat Tentara Hitam menggunakan metode immersi dengan heksana 1:5 berat (g) per volume (ml) yang kemudian di hidrolisis dengan penambahan air 1:4 (b/v) dan ezim bromelain 5% yang kemudian diinkubasi dengan waterbath shaker selama 13,5 jam pada pH 8. Fraksi protein pada biomassa larva Lalat Tentara Hitam meningkat akibat imersi dan sentrifugasi yang meningkatkan konsentrasi protein sebesar 1,4 kali lipat. Perolehan dan produktivitas hidrolisat protein perlakuan substrat alpukat dan alpukat-ampas tahu berturut-turut 17,88% ; 0,036 g/ml/batch dan 12,07% ; 0,024 g/ml/batch. Kandungan asam amino pada hidrolisat protein yang diperoleh dari perlakuan alpukat dan alpukat-ampas tahu didominasi oleh lisin (9,14 ; 9,4%), valin (7,93 ; 8,5%) dan leusin (6,14 ; 7,2%) untuk asam amino esensial yang berperan penting dalam regulasi metabolisme pada mamalia, sedangkan untuk asam amino non esensial didominasi oleh asam glutamat (18,2 ; 16,5%) dan alanin (16,74 ; 18,1%).