Hidrolisat protein merupakan produk hasil hidrolisis parsial yang diketahui
memiliki nilai nutrisi yang lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan lebih efisien
dibandingkan dengan asam amino biasanya. Protein dari insekta memiliki potensi
sebagai sumber protein alternatif yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perolehan, produktivitas dan
karakteristik hidrolisat protein yang diperoleh dari biomassa defatted larva Lalat
Tentara Hitam yang dikultivasi menggunakan substrat alpukat busuk dan alpukat
busuk-ampas tahu (1:1), yang selanjutnya disebut sebagai substrat alpukat dan
alpukat-ampas tahu. Kultivasi dilakukan selama 27 hari pada temperatur 19-38,5oC
dan kelembapan udara 34,9 - 99,2% dengan intensitas cahaya 0,03-46,8 W/m2.
Biomassa defatted diperoleh dari ekstraksi larva Lalat Tentara Hitam menggunakan
metode immersi dengan heksana 1:5 berat (g) per volume (ml) yang kemudian di
hidrolisis dengan penambahan air 1:4 (b/v) dan ezim bromelain 5% yang kemudian
diinkubasi dengan waterbath shaker selama 13,5 jam pada pH 8. Fraksi protein
pada biomassa larva Lalat Tentara Hitam meningkat akibat imersi dan sentrifugasi
yang meningkatkan konsentrasi protein sebesar 1,4 kali lipat. Perolehan dan
produktivitas hidrolisat protein perlakuan substrat alpukat dan alpukat-ampas tahu
berturut-turut 17,88% ; 0,036 g/ml/batch dan 12,07% ; 0,024 g/ml/batch.
Kandungan asam amino pada hidrolisat protein yang diperoleh dari perlakuan
alpukat dan alpukat-ampas tahu didominasi oleh lisin (9,14 ; 9,4%), valin (7,93 ;
8,5%) dan leusin (6,14 ; 7,2%) untuk asam amino esensial yang berperan penting
dalam regulasi metabolisme pada mamalia, sedangkan untuk asam amino non
esensial didominasi oleh asam glutamat (18,2 ; 16,5%) dan alanin (16,74 ; 18,1%).