digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Akhlish Diinal 'Aziiz
PUBLIC Alice Diniarti

Wilayah Indonesia memperoleh banyak sinar matahari sepanjang tahun, sehingga memiliki temperatur udara yang relatif tinggi yang mempengaruhi kenyamanan penggunaan bangunan. Tingginya temperatur udara di dalam bangunan mengakibatkan konsumsi pendinginan ruang yang besar sehingga membutuhkan banyak energi listrik. Pemasangan sistem fasad ganda pada bangunan gedung merupakan salah satu cara mengurangi perolehan energi kalor dari matahari sehingga menurunkan beban pendinginan bangunan. Sejumlah penelitian di iklim sub tropis mengungkapkan bahwa sistem ini efektif untuk mengendalikan temperatur udara bangunan, sedangkan efektifitasnya di wilayah tropis seperti Indonesia belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektifitas fasad ganda di Bandung dengan menggunakan model uji skala 1:1 pada Gedung Pusat Riset dan Inovasi ITB Lt. IV. Model uji tersebut diletakkan menghadap timur sehingga dapat dilakukan pengukuran dari pagi hari hingga siang. Pada model ini digunakan variasi pada jarak DSF (air gap) dan variasi jenis kaca. Variasi jarak meliputi 0.5 , 0.1 , dan 1.5 meter dari kulit terluar bangunan untuk melihat efek jarak DSF pada penundaan dan pengurangan kalor yang masuk ke dalam bangunan. Sedangkan jenis kaca diduga berpengaruh pada mengendalikan radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan. Efek kedua faktor tersebut dilihat melalui nilai temperatur udara, temperatur bola hitam, dan temperatur permukaan kaca. Selain itu juga diukur kelajuan aliran udara di dalam air gap di mana efek aliran udara tersebut dilihat melalui penurunan temperatur udara di celah DSF dan ruang dalam bangunan. Penelitian ini mengungkap bahwa jarak DSF 1.5 meter berhasil menurunkan temperatur sebesar 5.460 C daripada jarak 0.5 m sebesar 4.690 C karena lebih ii lama menunda masuknya kalor dalam bangunan. Sedangkan tipe kaca yang memiliki nilai reflektansi tinggi memiliki potensi dalam menurunkan temperatur udara di dalam bangunan sebesar 7.70 C sedangkan material kaca yang memiliki nilai karakteristik serap kalor yang besar hanya menurunkan sebesar 2.260 C. Sedangkan kajian kelajuan aliran udara menunjukkan aliran udara relatif tinggi pada celah façade sempit sebesar 0.38 m/detik, dibanding jarak 1 m sebesar 0.43 m/detik dan 1.5 m sebesar 0.36 m/detik. Namun kelajuan aliran udara ini tidak banyak menurunkan temperatur udara, hanya memberikan selisih temperature udara sebesar 0.03 °C. Dengan demikian efektifitas fasad ganda dengan jarak 1.5 meter dan material kaca dengan nilai karakteristik reflektansi tinggi memiliki potensi yang lebih besar untuk menurunkan temperatur udara di dalam bangunan.