COVER Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Naomi Massang Lolok
PUBLIC Alice Diniarti
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah tujuan wisata
utama di Indonesia sehingga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya.
Sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, pertambahan jumlah penduduk Provinsi
DIY serta kota di sekitarnya telah menyebabkan pergerakan orang dan barang menuju
maupun dari Provinsi DIY semakin tinggi. Pada saat ini Provinsi DIY dengan kota di
sekitarnya dihubungkan dengan moda transportasi darat berupa jalan raya dan kereta
api. Permintaan perjalanan yang meningkat mengakibatkan penggunaan kendaraan
bermotor semakin tinggi. Kondisi ini dapat menimbulkan kemacetan karena
terbatasnya prasarana serta meningkatkan polusi udara. Kereta api Prambanan
Ekspres (Prameks) merupakan moda transportasi darat dengan kapasitas yang besar
dan waktu tempuh lebih cepat, beroperasi di lintas Solo-Yogyakarta-Kutoarjo. Saat
ini KA Prameks beroperasi dengan tenaga diesel (KRD), namun dengan terjadinya
peningkatan pengguna KA Prameks, pemerintah berencana mengoperasikan Kereta
Rel Listrik (KRL) menggantikan KRD di lintas Yogyakarta-Solo. KRL beroperasi
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga penggerak sehingga lebih ramah
lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah rencana pengoperasian KRL
pada lintas Yogyakarta-Solo dapat diterima/dilaksanakan serta menganalisis respon
pengguna KA Prameks terhadap alternatif tarif baru. Metode yang digunakan adalah
Analisis Kuantitatif dan Analisis Kualitatif (Deskriptif). Analisis kuantitatif
digunakan untuk menghitung Net Present Value, Benefit Cost Ratio dan respon
pengguna KA Prameks, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk
menginterpretasikan hasil kueisoner pengguna KA Prameks.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif diketahui usulan proyek pengoperasian
KRL di lintas Yogyakarta-Solo dapat diterima (NPV bernilai positif dan BCR >1),
sementara respon penumpang akan tarif baru adalah Rp. 8.800,00.