digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Nadia Qamilla
PUBLIC Yoninur Almira

Keberadaan angkutan sekolah memberikan kemudahan transportasi dan menjadi alternatif moda bepergian/pulang sekolah bagi pelajar, utamanya bagi pelajar yang telah memiliki kemandirian dalam bermobilitas. Angkutan sekolah membutuhkan perencanaan secara komprehensif dengan memerhatikan kompleksitas perjalanan yang antara lain terdiri dari jam masuk/pulang sekolah yang berbeda-beda, ketidakpastian jumlah penumpang, tingkat keamanan dan keselamatan yang perlu disediakan bagi pelajar, dan lokasi pemukiman pelajar untuk dilayani. Mengingat kompleksitas tersebut, perlu dilakukan evaluasi yang bersifat komprehensif terhadap layanan eksisting suatu angkutan sekolah untuk menentukan strategi yang tepat dalam upaya mengoptimalkan layanan bagi pengguna. Layanan angkutan sekolah telah umum diterapkan di perkotaan di dunia, tak terlepas di perkotaan Indonesia, salah satunya di Provinsi DKI Jakarta yang mulai beroperasi sejak tahun 2007. Penyelenggaraan bus sekolah di Jakarta didasari kebutuhan penyediaan fasilitas transportasi yang selamat, aman, dan layak dengan biaya yang terjangkau atau gratis bagi pelajar. Sebagai kota administrasi terbesar dengan jumlah penduduk dan sekolah terbanyak di DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur menjadi wilayah strategis untuk dijadikan fokus penelitian. Mengacu pada visi pemerintah agar angkutan sekolah mampu melayani seluruh pelajar, dilakukan evaluasi layanan bus sekolah di Kota Jakarta Timur yang untuk mengetahui sejauh mana layanan bus sekolah telah memenuhi kebutuhan pelajar di Wilayah Kota Jakarta Timur dalam melakukan pergerakan bersekolah. Evaluasi dilakukan terhadap cakupan layanan dengan analisis berbasis spasial, terhadap gap antara tingkat ketersediaan (supply) dan permintaan (demand), serta terhadap kinerja rute angkutan dengan analisis operasional rute (waktu antara), dan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengetahui tingkat efektivitas rute. Hasil evaluasi tersebut kemudian dijadikan dasar menentukan strategi pengoptimalan layanan dengan mengacu pada tingkat kepentingan kriteria layanan yang diperoleh dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) terhadap tujuh ahli/pelaku transportasi sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria ketersediaan layanan (availability) merupakan prioritas utama dalam pengoptimalan layanan bus sekolah, diikuti oleh ketepatan waktu (punctuality), konektivitas, dan kemudahan pergerakan (connectivity dan convenience). Rekomendasi yang muncul kemudian disusun ke dalam level prioritas mengikuti pembobotan tingkat kepentingan yang berdasar pada hasil evaluasi, secara berturut-turut yaitu perluasan cakupan layanan pada zona yang tidak maupun kurang terlayani, penambahan jumlah armada, dan integrasi moda yang disertai dengan peningkatan infrastaruktur pejalan kaki.