Saat ini permasalahan transportasi laut yaitu sering terjadinya ketimpangan antara
kebutuhan pergerakan didukung dengan sistem ramah lingkungan dan sumber
pembiayaan untuk memenuhi pergerakan tersebut. Permasalahan over kapasitas yang
terjadi pada pelabuhan di Indonesia sejauh ini seringkali dilakukan dengan perluasan
lahan yang digunakan untuk peningkatan insfrastruktur. Beberapa penelitian terdahulu
hanya berfokus pada mengatasi permasalahan / dampak negatif dari perluasan lahan
pelabuhan dengan konsep green port untuk mengurangi emisi.Sehingga penelitian ini
akan mengkaji perubahan lahan pembangunan Pelabuhan Internasioanl dan
keberhasilan konsep green port dilihat dari aspek kemakmuran ekonomi yang mengacu
pada JP.Rodrigue (2010) perlu dilakukan untuk mengukur kinerja dan efisiensi
regionalisasi berbasis daratan ntuk mengambil keuntungan ekonomi. Pada penelitian
ini menggunakan metode statistik deskriptif dan deskriptif komparatif untuk melihat
penilaian variabel-variabel pendukung keberhasilan konsep green port dari perubahan
lahan. Dari hasil penelitian ditemukan terdapat beberapa variabel perluasan lahan yang
tidak dapat memberikan penilaian positif yaitu dari segi karakteristik wilayah yaitu
persentase perubahan jumlah penduduk, persentase perubahan mata pencaharian dan
tingkat pendapatan kemudian dari segi persentase peningkatan PDRB, serta kapasitas
throughput cargo. Sehingga pada Pelabuhan Kijing jumlah kegiatan ekspor-impor
justru mengalami penurunan. Dari keadaan tersebut perlu adanya penentuan
sektor/komoditas unggul yang berorientasi ekspor pada lokasi Pelabuhan Internasional
Terminal Kijing sehingga dapat memperkirakan biaya dan waktu, serta bekerjasama
dengan Pemda setempat mengakomodir permasalahan yang mungkin akan
ditimbulkan. Adapun kelemahan dari studi ini antara menggunakan variabel yang
tergolong terbatas, Perlu mencari variabel yang lebih akurat, dimana aspek ekonomi
pada dasarnya sulit untuk diukur keberhasilannya. Perlu adanya penelitian lanjutan
dengan melibatkan pihak-pihak eksternal terkait yang berhubungan dengan kegiatan
operasional bongkar muat peti kemas agar saling bersinergi untuk kelancaran kegiatan
bongkar muat peti kemas.