Berdasarkan pendekatan media yang digunakan, metode dalam perancangan
arsitektur dapat dikategorikan metode konvensional dan metode digital. Metode
digital yang lahir dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi
dinilai lebih baik dalam merespon kompleksitas proyek yang semakin tinggi.
Namun beberapa penelitian menyatakan ada kelebihan-kelebihan dari metode
konvensional yang tidak dapat digantikan oleh metode digital. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengungkap penerapan metode konvensional dan digital yang
dilakukan oleh para pelaku perancangan arsitekur saat ini serta menemukan faktorfaktor
yang mempengaruhi pemilihan metode konvensional atau metode digital
pada setiap tahap proses perancangan arsitektur. Subjek dalam penelitian ini adalah
para konsultan arsitektur yang dikategorikan berdasarkan skala perusahaan dan
dibatasi pada konsultan yang berada di wilayah Bandung. Objek penelitian ini
adalah metode perancangan yang digunakan pada setiap tahapan perancangan
arsitektur, yaitu metode konvensional dan digital. Pengambilan data dilakukan
dengan cara observasi ke kantor para konsultan, wawancara dengan para pelaku
perancangan arsitektur, dan pengamatan dokumentasi proyek yang dikerjakan.
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan antara data satu dengan
lainnya untuk menemukan faktor-faktor dominan yang berkorelasi dengan
pemilihan metode konvensional dan digital. Hasil dari penelitian ini akan
memberikan gambaran mengenai budaya kerja perusahaan dalam dunia profesi
arsitek yang dapat dikembangkan sebagai bahan kajian dalam mempersiapkan para
mahasiswa arsitektur untuk menghadapi dunia profesi di masa mendatang.