digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fahmi Iman Alfarizki
Terbatas Open In Flip Book Irwan Sofiyan
» ITB

Black hole dan bintang neutron merupakan objek kompak yang memiliki banyak kemiripan properti pengamatan sehingga tidak mudah dibedakan. Perbedaan sis yang paling mendasar adalah pada bintang neutron memiliki permukaan yang riil, sedangkan pada black hole tidak, melainkan event horizon yang merupakan permu- kaan imajiner. Hasil studi spektrum sinar-X sistem bintang ganda sinar-X dengan objek kompak berupa bintang neutron maupun black hole pada keadaan lumino- sitas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat properti pengamatan yang hanya ditemukan pada black hole yang diharapkan dapat digunakan untuk membuktikan keberadaan event horizon. Pada Tugas Akhir ini bukti keberadaan event horizon dicoba dicari dengan meng- gunakan data misi RXTE dan Swift dari tahun 2004 hingga 2012. Objek yang di- tinjau adalah Cyg X-1 dan XTE J1752-223 untuk black hole serta Cir X-1 dan 4U 1608-522 untuk bintang neutron, sebagai pembanding. Fitting spektrum dilakukan pada data masing-masing misi maupun secara simultan menggunakan model pi- ringan akresi dan komponen-komponen pendukungnya. Fluks pada rentang energi tertentu yang diperoleh dari tting digunakan untuk membangun diagram color- color, sedangkan uks pada rentang energi 3-20 keV digunakan untuk menghitung luminositas dengan asumsi jarak tertentu. Luminositas dan Tin dapat digunakan untuk memperoleh nilai radius terdalam piringan akresi, rin, yang pada kasus-kasus tertentu dapat diasumsikan sebagai rISCO. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data-data bintang neutron terletak di luar daerah terlarang untuk bintang neutron pada diagram color-color. Spektrum black hole yang berada pada daerah terlarang untuk bintang neutron pada diagram color-color berada pada keadaan termal namun komponen termalnya tidak begitu mendominasi keseluruhan spektrum. Spektrum-spektrum ini tidak dapat dimodelk- an dengan model piringan standar melainkan model slim disk. Nilai rin Cyg X-1 menunjukkan tren yang konstan untuk rentang luminositas dengan faktor 3 kali, sehingga dapat digunakan untuk menentukan rISCO sekaligus sebagai bukti kebera- daan event horizon, sedangkan XTE J1752-223 tidak menunjukkan tren yang sama. Nilai rata-rata rin yang diperoleh dari data pengamatan untuk Cyg X-1 sebesar 15,661,22 km dan untuk XTE J1752-223 sebesar 8,610,56 km.