digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anna Maulida Tazkia
Terbatas Sandy Nugraha
» ITB

Kawasan Situ Ciburuy merupakan kawasan ekowisata yang terletak di Jalan Raya Padalarang, Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan wisata ini merupakan peninggalan sejarah dari Prabu Siliwangi dan zaman penjajahan Belanda. Situ Ciburuy yang berfungsi sebagai irigasi juga dikenal sebagai destinasi wisata bagi masyarakat. Tempatnya yang strategis, terletak disebelah jalan raya membuat kawasan ini mudah di kenali dan mudah dicapai. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kawasan ini tidak seramai dahulu. Lingkungan serta fasilitas umum yang ada di sana kurang terjaga, menyebabkan kawasan ini terkesan kumuh. Sehingga kawasan ini memerlukan revitalisasi, guna mengundang lebih banyak pengunjung yang datang, serta memperbaiki lingkungan agar kembali hidup. Dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang bekerjasama dengan PT. Akurasi Kuat Mega sebagai pengelola, pada kawasan ini akan dibangun sebuah masjid sebagai salah satu katalis dari pengembangan kawasan, yaitu sebagai landmark dan fasilitas wisata rohani pada kawasan tersebut. Agar bangunan dapat menjadi landmark, mudah dikenali, dan menjadi daya tarik bagi pengunjung, bangunan dibangun di pulau yang terletak di tengah Situ Ciburuy dengan luas 10.000 m². Desain dari bangunan masjidpun akan diuat menarik dan tidak biasa dari masjid-masjid pada umumnya. Bangunan yang terletak di tengah kawasan wisata ini memiliki konsep ramah bagi pengunjung, sehingga untuk mengurangi rasa inklusif bagi masyarakat tertentu, bangunan tidak menggunakan simbol-simbol bangunan islam seperti kubah dan menara. Walaupun dibangun tanpa ciri khas tersebut, bangunan tetap akan terlihat dan menjadi sebuah landmark dari kawasan Situ Ciburuy. Tentu saja desain tetap memperhatikan syariat-syariat islam yang berlaku. Agar bangunan dapat menarik perhatian pengunjung serta melambangkan lokalitas dari kawasan, bentuk dari bangunan utama terinspirasi dari salah satu legenda Situ Ciburuy, yaitu pusaran air. Bentuk yang dihasilkan berbentuk meliuk-liuk seperti pusaran air. Terdapat bangunan utama sebagai ruang sholat utama yang dapat diartikan sebagai inti pusaran air, dan bangunan pendukung sebagai riak dari pusaran air. Bentuk dari bangunan juga dapat diartikan bahwa doa-doa dari jamaah terkumpul di inti bangunan dan disalurkan keatas langit. Bangunan masjid dibuat seakan terapung di sebelah utara pulau, agar memberikan suasana baru dalam beribadah. Peletakkan bangunan yang membuat bangunan masjid bebas dari gangguan aktivitas rekreasi atau aktivitas menganggu lainnya. Dalam rangka merespon letak bangunan yang sulit dijangkau, sebagian besar material bangunan menggunakan komponen-komponen yang mudah untuk didistribusikan, dan mudah dalam proses konstruksi. Seperti menggunakan beton pracetak untuk dinding dan plat lantai, serta menggunakan komponen yang telah difabrikasi terlebih dahulu.