ABSTRAK Agatha Victoria
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Agatha Victoria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pengolahan minyak bumi umumnya menghasilkan residu distilasi yang dapat diproses
dalam unit Residue Catalytic Cracking (RCC) untuk menghasilkan minyak fraksi ringan
yang nilai guna dan nilai ekonomisnya lebih tinggi. Namun, residu distilasi mengandung
banyak pengotor seperti logam, sulfur, dan nitrogen yang dapat meracuni katalis
cracking. Hydrotreating merupakan reaksi katalitik antara minyak bumi dengan hidrogen
yang bertujuan untuk menyingkirkan pengotor dalam residu distilasi.
Pertamina RU VI Balongan, salah satu kilang minyak terbesar di Indonesia memerlukan
450 ton katalis per tahun untuk unit hydrotreating. Tahap pertama dari proses ini adalah
hidrodemetalisasi (HDM) yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan logam
Vanadium dan Nikel. Keberhasilan proses hidrodemetalisasi sangat dipengaruhi oleh
unjuk kerja katalis HDM.
Salah satu karakter yang sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja katalis HDM adalah
diameter pori dan luas permukaan penyangga katalis. Katalis yang optimum dari segi
aktivitas dan stabilitas diperkirakan memiliki diameter pori >150 A dan surface area >
150 m2/g. Karakter ini dapat dimodifikasi dengan penambahan zat aditif seperti fosfor
pada penyangga ?-Al2O3. Penelitian ini akan bertujuan untuk menentukan pengaruh
fosfor terhadap karakteristik penyangga alumina, serta menentukan resep penyangga
yang memenuhi spesifikasi katalis HDM.
Penyangga P-alumina dibuat dengan metode peptisasi, fosfor dicampurkan ke adonan
penyangga alumina dalam bentuk H3PO4. Karakter penyangga seperti kristalinitas, luas
permukaan, diameter pori, volume pori dianalisis dengan metode XRD dan BET.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa penambahan fosfor mampu menghambat
transformasi fasa ?-Al2O3. Akibatnya, diameter pori, surface area, dan volume pori
penyangga P-alumina meningkat seiring bertambahnya konsentrasi fosfor dalam
penyangga. Penyangga yang memenuhi karakteristik HDM dapat diperoleh pada
penyangga alumina 4,44%P yang dikalsinasi pada 700°C.
Perpustakaan Digital ITB