digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TS_PP_WULAN_NOVIA_TRESNAATI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Desa Cilembu merupakan salah satu daerah penghasil ubi jalar yang istimewa. Berbeda dengan varietas ubi yang berasal dari daerah lain, ubi yang berasal dari Cilembu bila dipanggang akan mengeluarkan sejenis cairan lengket seperti madu yang manis rasanya. Pada penelitian ini dilakukan isolasi jamur endofit, seleksi jamur yang diperoleh dalam kemampuannya menghasilkan amilase ekstraseluler, dan analisis kadar karbohidrat (pati, glukosa, dan fruktosa) dari ubi jalar cilembu varietas yang sama yaitu rancing, akan tetapi ditanam di tempat dengan komposisi tanah dan kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu Desa Cilembu dan Desa Cileles Jatinangor. Selain itu, dilakukan pula analisis sifat Fisiko-kimia tanah dari kedua lokasi penanaman yang dilakukan di laboratorium BALITSA. Analisis kandungan karbohidrat dan isolasi jamur endofit dilakukan setiap minggu selama masa penyimpanan ubi yaitu, dari sesaat setelah panen hingga penyimpanan minggu ke-5. Isolasi jamur endofit dilakukan dengan metode kultur pada medium PDA, selanjutnya isolat yang diperoleh diseleksi dalam kemampuannya menghasilkan amilase ekstraselular dengan menggunakan medium selektif YPA yang mengandung pati 1% kemudian koloni yang tumbuh ditetesi iodin. Adapun analisis kandungan karbohidrat dilakukan secara kuantitatif. Analisis pati dilakukan dengan mengubah dahulu pati menjadi glukosa secara kimiawi, yaitu menggunakan HCL 25%, selanjutnya kadar pati dihitung dengan mengkonversi kadar glukosa yang didapat dikalikan 0.9. Analisis kadar gula (glukosa dan fruktosa) dilakukan dengan menggunakan alat HPLC dengan kolom Aminex HPX87H. Sebanyak 47 jamur endofit diperoleh dari ubi yang ditanam di Cilembu dan 55 jamur endofit diperoleh dari ubi yang ditanam di Cileles selama 5 minggu penyimpanan. Baik jamur endofit ubi Cilembu maupun ubi Cileles selama masa penyimpanan, keduanya memiliki nilai keanekaragaman H’ (Indeks Shannon-Wiener) termasuk dalam kategori sedang dan nilai C (Indeks Simpson) yang mendekati 0 artinya, komunitas berada dalam kondisi stabil atau tidak ada jamur yang mendominasi. Terdapat 11 jamur endofit dari ubi Cilembu dan 12 isolat ii jamur endofit dari ubi Cileles Jatinangor yang memiliki kemampuan amilase ekstraseluler. Selain itu, rata-rata persentase amilase ekstraselular jamur endofit yang diperoleh selama 5 minggu dari ubi Cilembu juga lebih tinggi yaitu 11,8% dibandingkan persentase amilase ekstraselular jamur endofit ubi Cileles Jatinangor yaitu 9,4%, namun secara statistika perbedaan tersebut tidak berbeda nyata. Hasil Analisis kadar pati menunjukan kadar pati dari kedua ubi jalar mengalami penurunan setiap minggunya dan kadar pati ubi yang ditanam di Desa Cileles lebih tinggi secara signifikan dibandingkan ubi yang ditanam di Desa Cilembu. Ubi yang ditanam di Desa Cileles mengandung 36,97% pati pada sesaat setelah panen dan menurun hingga 33,6% pada minggu ke-5. Ubi yang ditanam di Desa Cilembu mengandung 33,52% pati pada sesaat setelah panen dan menurun hingga 29,55% pada minggu ke-5. Sebaliknya, kadar gula (glukosa dan fruktosa) dari kedua ubi mengalami kenaikan dari sesaat setelah panen hingga minggu ke-4 dan mengalami penurunan pada minggu ke-5. Selain itu, kandungan gula ubi jalar yang ditanam di Cilembu lebih tinggi (Glu: 0,04 - 0,39%; Fru: 0,03 - 0,26%) dibandingkan ubi yang ditanam di Desa Cileles (Glu: 0,03 -0,24%; Fru: 0,03-0,17%). Namun perbedaan gula pada kedua ubi secara statistika tidak berbeda nyata.