2019_TS_PP_ANDRES_LINARDI_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC yana mulyana
COVER Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Andres Linardi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Meloksikam merupakan NSAID yang digolongkan pada kelas II dalam Sistem Klasifikasi Biofarmaseutik,
yaitu obat dengan kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi. Hal ini berhubungan dengan kelarutan
dan laju disolusi meloksikam sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan laju disolusinya dengan
pembuatan dispersi padat. Pada penelitian ini, pembuatan dispersi padat meloksikam dilakukan
dengan menggunakan beberapa pembawa, yaitu poloxamer 407, poloxamer 188, dan PEG 6000.
Metode yang digunakan dalam pembuatan dispersi padat adalah pelelehan dan pelarutan. Setiap
pembawa dibuat dispersi padat dan campuran fisik dalam tiga perbandingan yang berbeda terhadap
meloksikam, yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3. Meloksikam dilarutkan dalam pelarut DMF, sedangkan pembawa
dilelehkan pada penangas, kemudian kedua bahan dicampur hingga homogen dan pelarut diuapkan
dengan rotary vaporator dan oven. Evaluasi uji disolusi dilakukan terhadap dispersi padat, campuran
fisik, meloksikam hasil rekristalisasi, dan meloksikam murni. Jumlah meloksikam yang terdisolusi dari
tiap sampel dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 362 nm.
Kemudian efisiensi disolusi masing-masing formula dihitung dan dibandingkan. Berdasarkan percobaan
yang dilakukan, dispersi padat dengan Poloxamer 188 perbandingan 1:3 memiliki efisiensi disolusi
paling baik sebesar 75,20 ± 1,98 %. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan terbentuknya partikel dispersi
padat yang bentuknya berbeda dengan zat meloksikam dan poloxamer 188 masing-masing. Hasil FTIR
menunjukkan tidak adanya pergeseran puncak dari dispersi padat dan campuran fisik meloksikam, dan
hasil XRD juga tidak menunjukkan adanya pergeseran sudut difraksi dari dispersi padat dan campuran
fisik meloksikam.