digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


Cover_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 1_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 2_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 3_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 4_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 5_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 6_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Pustaka_Maria Sinta Kusuma
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Nifedipin adalah obat golongan calcium channel blocker yang diindikasikan untuk hipertensi dan angina. Nifedipin termasuk obat kelas II dalam Sistem Klasifikasi Biofarmasetik, sehingga disolusi menjadi tahap yang membatasi proses absorbsi nifedipin. Tujuan dari penelitan ini adalah meningkatkan laju disolusi tablet nifedipin melalui pembentukan dispersi padat amorf dengan metode granulasi basah. Dispersi padat amorf dibuat dengan nifedipin dan PVP K-30 dalam rasio bobot 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5. Granul yang terbentuk dievaluasi kemampuan alirnya dengan menentukan indeks Carr dan rasio Haussner serta dianalisis morfologi dan pola difraksi sinar X untuk menentukan kristalinitasnya. Tablet dievaluasi kekerasan, friabilitas, waktu hancur dan profil disolusinya. Diperoleh bahwa peningkatan jumlah PVP K-30 meningkatkan kemampuan alir granul. Selain itu granul yang dihasilkan mengalami penurunan kristalinitas. Metode granulasi basah mampu menghasilkan tablet dispersi padat amorf nifedipin-PVP K-30 dengan peningkatan laju disolusi seiring dengan meningkatnya konsentrasi PVP K-30. Formula tablet dispersi padat amorf nifedipin-PVP K-30 (1:3) mampu memenuhi persyaratan disolusi kompendial dengan jumlah terdisolusi sebesar 82±2,3% dalam 60 menit.