Ezetimibe dalam Biopharmaceutical Clasification System (BCS), termasuk ke
dalam kelas II, dengan permeabilitas tinggi, tetapi kelarutan yang rendah, serta
sifatnya yang sangat hidrofobik. Hal ini menimbulkan permasalahan formulasi,
terutama untuk mendapatkan hasil disolusi yang baik. Pada penelitian ini dilakukan
upaya peningkatan disolusi ezetimibe dengan menggunakan dua metode yaitu
pembuatan dispersi padat dengan penguapan pelarut dan reduksi ukuran partikel
dengan alat ball mill. Dari hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji disolusi
terbanding terhadap produk komparator, yaitu tablet EzetrolĀ®. Hasil penelitian
menunjukkan formula dispersi padat dapat memperbaiki disolusi ezetimibe raw
material, akan tetapi belum similar dibandingkan produk komparator, yaitu
ditunjukkan dengan nilai faktor similaritas (f2)?50. Formulasi tablet menggunakan
serbuk ezetimibe yang telah melalui proses ball milling dengan campuran
poloxamer 188 dan crospovidone menghasilkan produk yang similar dengan
produk komparator. Hasil ini terlihat dari persentase obat yang terdisolusi pada
menit ke-15 untuk produk komparator dan produk sampel telah lebih dari 85%.
Data PXRD, DSC, dan SEM menunjukkan bahwa kemungkinan peningkatan
disolusi ezetimibe ball milling terjadi karena adanya aktivasi permukaan (surface
activation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ball milling dapat
meningkatkan disolusi lebih baik dibandingkan metode dipersi padat.