digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ezetimibe dalam Biopharmaceutical Clasification System (BCS), termasuk ke dalam kelas II, dengan permeabilitas tinggi, tetapi kelarutan yang rendah, serta sifatnya yang sangat hidrofobik. Hal ini menimbulkan permasalahan formulasi, terutama untuk mendapatkan hasil disolusi yang baik. Pada penelitian ini dilakukan upaya peningkatan disolusi ezetimibe dengan menggunakan dua metode yaitu pembuatan dispersi padat dengan penguapan pelarut dan reduksi ukuran partikel dengan alat ball mill. Dari hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji disolusi terbanding terhadap produk komparator, yaitu tablet EzetrolĀ®. Hasil penelitian menunjukkan formula dispersi padat dapat memperbaiki disolusi ezetimibe raw material, akan tetapi belum similar dibandingkan produk komparator, yaitu ditunjukkan dengan nilai faktor similaritas (f2)?50. Formulasi tablet menggunakan serbuk ezetimibe yang telah melalui proses ball milling dengan campuran poloxamer 188 dan crospovidone menghasilkan produk yang similar dengan produk komparator. Hasil ini terlihat dari persentase obat yang terdisolusi pada menit ke-15 untuk produk komparator dan produk sampel telah lebih dari 85%. Data PXRD, DSC, dan SEM menunjukkan bahwa kemungkinan peningkatan disolusi ezetimibe ball milling terjadi karena adanya aktivasi permukaan (surface activation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ball milling dapat meningkatkan disolusi lebih baik dibandingkan metode dipersi padat.