digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Vaksin merupakan sediaan yang mengandung senyawa antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Salah satu hambatan untuk menjamin efektivitas dari sediaan vaksin adalah keamanan dan penghantaran vaksin yang efektif Pada umunya vaksin diberikan dalam bentuk injeksi intramuskular yang diketahui masih memiliki kekurangan. Sebagai alternatif, vaksin dapat diberikan secara transkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan formula vaksin transkutan dalam bentuk nanoemulsi spontan. Sebagai model protein untuk antigen digunakan Bovine Serum Albumin (BSA) digunakan sebagai model protein dan jakalin yang diisolasi dari biji nangka (Artocarpus iniegrifolia) sebagai adjuvan. BSA dari jakalin dibuat dispersi padat dengan bantuan lesitin untuk meningkatkan dispersibilitas di fase minyak. Nanoemulsi dibuat menggunakan fase lipofil minyak jagung yang distabilkan oleh surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan gliserin. BSA dan jakalin didispersikan di dalam fase minyak. Evaluasi nanoemulsi mencakup penentuan ukuran globul dan distribusi, potensial zeta, efisiensi penjeratan BSA, stabilitas fisik melalui uji Freeze-Thaw, serta pengukuran aktivitas jakalin melalui uji hemaglutinasi darah. Formula optimum nanoemulsi terdiri dari minyak jagung, Tween 80, gliserin, dan dispersi padat BSA masing-masing sebanyak 3%, 15%, 15%, dan 1%. Rata-rata ukuran globul yang diperoleh adalah 51,5 8,82 run dengan indeks polidispersitas 0,269 ± 0,029 dan potensial zeta sebesar 0,066 ± 0,015 mV. Efisiensi penjeratan protein di dalam nanoemulsi sebanyak 99,70 ± 0,053%. Uji aktivitas hemaglutinasi nanoemulsi BSA-jakalin tujuh kali lebih rendah dibandingkan dengan larutan jakalin hasil isolasi. Evaluasi fisik sediaan yang terdiri dari penentuan ukuran globul, distribusi ukuran, dan potensial zeta menunjukkan sediaan relatif stabil.