digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan Metropolitan Bandung Raya telah mendorong bertambahnya kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas primer salah satunya adalah permukiman. Namun pemenuhan kebutuhan tersebut dibatasi oleh kedala ketersediaan dan harga lahan di Kota Bandung, sehingga masyarakat cenderung mencari lahan permukiman di sekitar Kota Bandung salah satunya di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung yang termasuk ke dalam Kawasan Bandung Utara. Hal tersebut mendorong perkembangan lahan terbangun yang berlangsung secara ekspansif dan sprawl sehingga pada dasarnya mengancam pada keberlangsungan Kawasan Bandung Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerterserakan perkotaan di KBU. Sehingga pada penelitian dilakukan identifikasi terhadap perubahan guna lahan yang ada di KBU, selanjutnya melihat sejauh mana gejala-gejala urban sprawl yang terjadi di KBU sehingga dapat diketahui pola spasial dan faktor yang mempengaruhi keterserakan perkotaan di KBU. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa nilai indeks sprawl di KBU tidak mencapai angka 1 (satu) sehingga dilakukan perbandingan nilai indeks sprawl dengan Metropolitan Bandung Raya, hasilnya adalah nilai indeks sprawl dari KBU lebih besar dari Metropolitan Bandung Raya. Dengan begitu menunjukan bahwa adanya gejala urban sprawl di KBU berdasarkan hasil perbandingan tersebut. Selanjutnya diamati mengenai pola spasial urban sprawl yang terjadi di KBU, diketahui bahwa desa dengan nilai indeks sprawl yang tinggi juga memiliki nilai KWTa dengan penyimpangan kategori tinggi dan sangat tinggi. Setidaknya ada 5 (lima) desa yang memiliki nilai KWTa dengan penyimpangan tinggi dan sangat tinggi. Dari 5 (lima) desa tersebut terdapat beberapa kesamaan yaitu berjarak 10Km-15Km dari Kota Bandung dan dalam ketersediaan prasarana jalan termasuk dalam ketegori sedang sampai tinggi. Maka berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa faktor utama yang mempengaruhi pada keterserakan kota di KBU adalah faktor utilitas dalam hal ini adalah ketersediaan prasarana jalan yang mempengaruhi terhadap aksesibilitas dan faktor jarak desa terhadap Kota Bandung. Namun selain itu ada juga faktor pendukung yaitu faktor karakteristik fisikal yaitu ketersediaan lahan yang cocok untuk dijadikan lahan bermukim dan faktor regulasi.