Selama ini kontraktor dan konsultan banyak mengalami kerugian, diantaranya
keterlambatan pembayaran serta pembebanan penalti pada padahal kesalahan
yang terjadi tidak sepenuhnya disebabkan oleh kontraktor/ konsultan, sehingga
uang yang didapatkan harus dipotong. Apabila kontraktor/ konsultan melakukan
suatu hal yang dapat membantu keberjalanan proyek menjadi lebih cepat, efisien,
maupun produktif, selama ini belum ada penghargaan tertentu yang diberikan oleh
klien sehingga membuat kontraktor tidak terlalu berminat untuk meningkatkan
kualitas/ performa dan daya saing. Agar mencapai keadilan maka pemerintah
memberikan kesempatan untuk menerapkan kontrak dengan insentif. Meskipun
begitu insentif tersebut belum diterapkan. Maka muncul penelitian ini untuk
mengkaji potensi penerapan insentif pada sektor konstruksi di Indonesia serta
menganalisis skema penerapan insentif yang berpotensi untuk
diterapkan.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran seberapa besar
potensi penerapan insentif di Indonesia, hal yang menghambat maupun
mendukung insentif disertai dengan solusinya serta memberikan gambaran teknis
penerapan insentif di Indonesia. Selain itu penelitian ini dapat pula dijadikan
referensi untuk kajian terhadap isu penerapan insentif dalam bidang konstruksi
terutama di Indonesia.
Pengumpulan data dilakukan kuesioner. Metode yang digunakan adalah analisis
gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk
data kuesioner likert sedangkan kualitatif digunakan untuk data kuesioner terbuka
dan kajian literatur. Analisis hasil menggunakan grounded theory digunakan
untuk menjelaskan fenomena, proses atau teori umum tentang insentif
berdasarkan gagasan konseptual.
Dari penelitian didapatkan bahwa masih ada hambatan dalam penerapan insentif
di Indonesia diantaranya kewajiban belum dipenuhi, belum ada kompetisi, kurang
tenaga kerja terampil, kurang kapabilitas, belum ada instansi, tidak ada standar,
ketidakpastian risiko, kontrak hanya berisi desain dan timeline, serta kontrak tidak
fair. Penyelesaian masalah tersebut dapat dilakukan dengan Peningkatan
kesadaran stakeholder untuk menerapkan insentif pengembangan metode
pemilihan yang mendukung insentif, perbaikan kontrak konstruksi di Indonesia,
pembahasan insentif saat penyusunan kontrak, pemenuhan kondisi fair pada
kontrak, perhatian pada hubungan kontrak dengan risiko dengan baik, penerapan
bentuk kontrak partnering, kontrak konstruksi yang fleksibel serta pembentukan
instansi/ badan yang mengelola penerapan insentif.
Meskipun begitu sudah ada beberapa faktor yang mendukung penerapan insentif
di Indonesia yaitu UU sudah mendukung penerapan insentif, pernah menerapkan
insentif, adanya dukungan bantuan tenaga kerja dan insentif merupakan
kebutuhan.
Potensi kontraktor dan konsultan di Indonesia untuk menerapkan insentif bernilai
sedang (45% dan 33%), yang berarti dengan kondisi Indonesia sekarang,
diperlukan perubahan baik dari sistem, peraturan, ataupun cara pikir pada kegiatan
konstruksi untuk menerapkan insentif. Berdasarkan angka diatas terlihat bahwa
kontraktor lebih berpotensi menerapkan insentif dibandingkan konsultan hal ini
karena insentif pada konsultan masih jarang sekali diterapkan. Diperlukan kerja
keras dan perubahan pada sistem konsultan agar memiliki besar potensi yang
sama dengan kontraktor.
Inisiasi dan preliminary design yang didalamnya terdapat identifikasi tujuan dan
kebutuhan proyek, evaluasi awal penerapan insentif (dengan pembahasan
penentuan kriteria proyek, penentuan kriteria stakeholder, dan penentuan objek
insentif), serta penentuan kontrak. Setelah tahapan tersebut, maka masuk kepada
perancangan proyek dengan pengembangan parameter dan spek proyek, desain
proyek, serta memastikan apakah insentif akan digunakan atau tidak. Kemudian
masuk pada persetujuan desain yang terdiri dari analisis parameter insentif dan
finalisasi serta penggabungan spesifikasi kemudian tahapan konstruksi yang juga
membahas terkait pengadaan dan administrasi kontrak, lalu ditutup dengan
kegiatan evaluasi.
Perbedaan penerapan insentif pada proyek umum dengan proyek jalan dari hasil
analisis adalah pada evaluasi awal penerapan insentif dengan “Incentive Project
Suitability Checklist” serta parameter yang digunakan dalam menganalisis insentif.
Perpustakaan Digital ITB