digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangkit uap pada PLTU didesain untuk membakar batu bara dengan parameter tertentu, antara lain nilai kalor dan kandungan batu bara. PLTU pada umumnya mencampurkan batu bara yang memiliki nilai kalor tinggi dengan batu bara yang memiliki nilai kalor rendah agar setidaknya mencapai parameter nilai kalor batu bara desain. Pencampuran kedua jenis batu bara dengan nilai kalor yang berbeda ini dapat menyebabkan kandungan batu bara yang dibakar tidak sesuai dengan kandungan batu bara desain. Pada tugas sarjana ini, pengaruh pencampuran batu bara yang memiliki nilai kalor tinggi dengan batu bara yang memiliki nilai kalor rendah terhadap pembakaran batu bara pada pembangkit uap dianalisis. Analisis didasarkan pada lidah api burner hasil simulasi pembakaran batu bara dan efisiensi pembangkit uap yang dihitung menggunakan metode tidak langsung ASME PTC 4.1 tahun 1964. Hasil akhir dari analisa menunjukkan penggunaan batu bara campuran sebagai bahan bakar pengganti pembangkit uap hanya dengan mempertimbangkan parameter nilai kalor tidak berlaku untuk kasus pada tugas sarjana ini. Lidah api hasil simulasi pembakaran batu bara desain memiliki temperatur maksimum 1932 K, sedangkan lidah api hasil pembakaran batu bara campuran dengan nilai kalor mendekati batu bara desain memiliki temperatur maksimum 2003 K. Efisiensi pembangkit uap menggunakan bahan bakar batu bara desain bernilai 83,98%, sedangkan efisiensi pembangkit uap menggunakan bahan bakar batu bara campuran dengan nilai kalor mendekati batu bara desain bernilai 82,75%. Pencampuran batu bara sebagai pengganti batu bara desain perlu memperhatikan parameter selain nilai kalor.