digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ulul Azmi
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Indonesia memiliki cadangan batu bara yang sangat melimpah, yang digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik melalui pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Salah satu program PLTU adalah PLTU Mulut Tambang (PLTU MT) Sumatera yang dijadwalkan Commercial of Date (COD) pada 2023/2024. Namun, komitmen Indonesia dalam memenuhi Paris Agreement 2015 berpotensi menyebabkan penundaan/pembatalan pembangunan PLTU MT. Kondisi ini menyebabkan sumber daya batu bara peringkat rendah di lokasi ini tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, pemanfaatan sumber daya tersebut harus menggunakan teknologi batu bara bersih untuk mendukung Net Zero Emission (NZE). Alternatif solusi yang berpotensi dapat mengatasi masalah tersebut adalah gasifikasi batu bara menjadi hidrogen rendah karbon, dengan mengintegrasikan proses penangkapan dan penyerapan CO2. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengevaluasi hasil simulasi gasifikasi batu bara terhadap jumlah hidrogen rendah karbon yang dihasilkan dan nilai Levelised Cost of Hydrogen (LCOH). Gasifikasi batu bara dimodelkan menggunakan Aspen Plus untuk analisis tekno dan pemodelan keuangan dilakukan untuk analisis ekonomi. Dari pemodelan tersebut, diperoleh hidrogen sebesar 39,7 ton/jam dan listrik sebesar 15 MW dari proses gasifikasi batu bara sebanyak 300 ton/jam. Nilai LCOH dengan berbagai asumsi analisis sensitivitas diperoleh kisaran nilai dari 2,864 – 3,360 $/kg. Kemudian dari segi nilai cost pemanfaataan batu bara, pemanfaatan di PLTU terdekat lebih ekonomis, akan tetapi mempertimbangkan biaya tambahan untuk blending batu bara, roadmap transisi energi nasional dan roadmap hidrogen nasional, pemanfaatan batu bara langsung di mulut tambang melalui gasifikasi menjadi hidrogen rendah karbon lebih direkomendasikan.