Penelitian ini mengevaluasi penerapan co-firing sawdust 5% dan batu bara 95% di
PLTU Indramayu. Pengamatan yang dilakukan mencakup analisis karakteristik
bahan bakar, performa pulverizer dan boiler, produksi steam, listrik, serta kondisi
ketebalan tube boiler pasca pelaksanaan co-firing. Hasil pengamatan menunjukkan
sawdust memiliki kadar air tinggi sebesar 51,42% dan nilai kalor sebesar 3717
kCal/kg, lebih rendah dari batu bara PLTU yaitu 3807 kCal/kg, kondisi tersebut
dapat berpengaruh pada efisiensi pembakaran. Kandungan sulfur dan nitrogen pada
sawdust juga rendah yaitu sebesar 0,01% dan 0,42%, sehingga penggunaan cofiring
berpotensi dapat menurunkan emisi gas buang. Selama 24 jam operasi, arus
motor pulverizer yang dihasilkan maksimal 39,11 Ampere dengan temperatur outlet
pulverizer sebesar 56–64 °C, kondisi tersebut menunjukkan sistem pulverizer
berjalan secara aman. Tekanan main steam yang dihasilkan rata-rata sebesar 16,83
MPa dengan temperatur outlet superheater mencapai 623 °C, menandakan
performa boiler tetap optimal. Laju penurunan ketebalan tube boiler terbesar pasca
pelaksanaan co-firing terjadi di area superheater yaitu sebesar 0,29 mm akibat
paparan suhu tinggi, namun masih dalam batas aman dari standar yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa co-firing sawdust 5% secara teknis layak
diterapkan tanpa mengganggu performa pembangkit, namun membutuhkan kontrol
pembakaran yang lebih presisi dan pemantauan emisi secara berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB