digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016_TA_PP_TANIA_ALPIANI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_TANIA_ALPIANI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_TANIA_ALPIANI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_TANIA_ALPIANI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_TANIA_ALPIANI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_TANIA_ALPIANI_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Sungai Cikakembang merupakan sungai yang tercemar berat akibat pembuangan limbah industri di Majalaya. Menurut data BPLHD Kabupaten Bandung (2015), Sungai Cikakembang tercemar oleh zat pencemar organik dan logam berat. Pratiwi (2015) melakukan fitoremediasi pada air Sungai Cikakembang yang menunjukkan penelitian hanya bisa dilakukan selama 5 hari karena adanya zat penyebab kematian yang terkandung dalam air sungai. Air sungai yang telah difilter pada skala laboratorium memiliki kualitas yang lebih baik dengan parameter yang telah diturunkan antara lain ammonium, nitrit, nitrat, COD, fenol, total fosfat, TDS dan TSS (Athifah, 2015). Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk meningkatkan kualitas air Sungai Cikakembang dengan fitoremediasi setelah proses filtrasi. Air Sungai Cikakembang difiltrasi menggunakan media pasir silika dan karbon aktif dan selanjutnya fitoremediasi dengan menggunakan Tanaman Kiapu (Pistia stratiotes L.). Penelitian ini dilakukan pada skala lapangan dan skala laboratorium. Percobaan skala laboratorium dilakukan dengan menanam dua tanaman kiapu dalam akuarium yang berisi 2 L air Sungai Cikakembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan logam Cu dan Pb dengan fitoremediasi setelah proses filtrasi pada air Sungai Cikakembang. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi logam Pb di air sungai adalah <0,006 mg/L. Konsentrasi logam Cu di air sungai pada penelitian skala lapangan sebesar 0,041 mg/L berkurang menjadi 0,027 mg/L setelah melalui filter pasir. Konsentrasi logam Cu dalam air sungai pada penelitian skala laboratorium berkurang dari 0,067 mg/L menjadi 0,061 mg/L setelah melalui filter pasir dan menjadi 0,048 mg/L setelah melalui filter karbon aktif. Efisiensi penyisihan logam Cu pada hari ke-7 menunjukkan bahwa tanaman kiapu mampu menyisihkan 93%-95% logam Cu. Nilai faktor biokonsentrasi logam Cu pada tanaman kiapu >1000, yang berarti tanaman kiapu merupakan tanaman hiperakumulator yang baik.