2010_TS_PP_ARIF_RAHMAN_SADJURI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB
Terbatas agus slamet
» ITB
enggunaan bahan bakar fosil selama ini memunculkan krisis energi dan krisis
lingkungan. Kebutuhan yang tinggi terhadap bahan bakar fosil tidak diiringi
dengan persediaannya yang tinggi pula. Pembakaran bahan bakar fosil yang tinggi
juga menyebabkan meningkatnya kandungan CO2 di atmosfer yang menimbulkan
efek gas rumah kaca. Bahan bakar nabati seperti bioetanol menjadi solusi
alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembakaran bioetanol lebih
bersih dan efisien dibandingkan bahan bakar fosil. Selama ini, bahan baku glukosa
untuk produksi bioetanol generasi ke-1 (dari pati) berkompetisi dengan kebutuhan
pangan. Lignoselulosa yang terkandung dalam biomasa bisa menjadi sumber
alternatif glukosa untuk pembuatan bioetanol generasi ke-2 (dari lignoselulosa
tumbuhan). Lignoselulosa yang merupakan komponen utama dari dinding sel
tumbuhan tersedia dalam jumlah yang melimpah dan dapat diperbaharui. Namun,
teknologi pengolahan lignoselulosa yang ada saat ini sangatlah mahal. Mahalnya
proses pengolahan ini karena sulitnya penguraian lignoselulosa yang memiliki
struktur yang padat. Penguraian lignoselulosa menuntut kondisi suhu dan pH yang
tinggi agar prosesnya lebih efisien. Enzim selulase (selobiohidrolase,
endoglukanase, dan ? – glukosidase) termostabil dari mikroba termofilik dapat
digunakan untuk menghidrolisis selulosa dengan lebih baik. Faktor habitat yang
spesifik bagi mikroba termofilik meyebabkan proses pengkulturan mikroba ini
menjadi cukup sulit. Teknik isolasi DNA metagenomik merupakan cara untuk
memperoleh gen pengkode enzim selulase termostabil tanpa harus mengkultur
atau mengidentifikasi mikrobanya terlebih dahulu. Gen endoglukanase parsial dari
metagenom sumber air panas Cimanggu, Ciwidey, Jawa Barat telah didapatkan
sebelumnya oleh peneliti lain. Penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengisolasi
gen endoglukanase yang utuh dari tempat yang sama. Penelitian diawali dengan
isolasi DNA metagenom dari endapan lumpur sumber air panas dengan metode
skala besar. Sampel DNA metagenom dipisahkan dari pengotor dengan
menggunakan elektroforesis yang selanjutnya diekstrak dengan GeneAid kit.
Keberadaan gen endoglukanase parsial dalam DNA metagenom dikonfirmasi
dengan PCR menggunakan primer spesifik gen endoglukanase parsial. DNA
metagenom selanjutnya direstriksi secara parsial dan diligasikan dengan adapter
ORM28 dan ORM29 di ujung-ujungnya. DNA metagenom terligasi adapter
selanjutnya diamplifikasi dengan primer ORM28. Proses enrichment dilakukan
dengan hibridisasi DNA metagenom yang mengandung adapter pada fragmen gen
endoglukanase parsial. Hasil hibridisasi diperbanyak dengan primer ORM28.
Keberhasilan enrichment telah dibuktikan dengan amplifikasi menggunakan
primer spesifik gen endoglukanase parsial. Hasil enrichment lalu diklon
menggunakan vektor pJET1.2. Keberadaan DNA sisipan hasil kloning lalu
dikonfirmasi dengan PCR screening dan analisis restriksi. DNA sisipan
terpanjang lalu disekuensing dan hasilnya dianalisis dengan beberapa program
Bioinformatik. Hasil analisis menunjukkan DNA sisipan homolog dengan
sebagian protein polyamine transport ATP-binding (PotG) dan sebagian protein
inner membrane permease polyamine transport (PotH). Hasil ini tidak sesuai
harapan dan tujuan penelitian.
Perpustakaan Digital ITB