Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan hasil
produksi sebesar 45,5 juta metrik ton pada tahun 2022. Produksi kelapa sawit yang
besar tentunya menghasilkan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan buah
kelapa sawit menjadi CPO atau yang biasa disebut dengan Palm Oil Mill Effluent
(POME). Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari produksi CPO dapat
menghasilkan energi terbarukan dengan salah satu produknya yaitu bioetanol.
Dalam proses pengolahan POME secara anaerob, penambahan trace elements
seperti logam Al (aluminium) Cu (tembaga), Ni (nikel), Fe (besi), dan lain-lain akan
memberikan pengaruh terhadap pembentukan etanol. Logam yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berjenis oksida logam seperti Fe (besi), Cu (tembaga),
dan Ni (nikel). Proses anaerob dilakukan dengan reaktor Circulated Batch Reakor
(CBR). Diperlukan adanya pengadukan menggunakan nitrogen agar menciptakan
suasana anaerob sebelum reaktor dioperasikan. Pengambilan sampel pada reaktor
dilakukan setiap 6 jam untuk parameter pH, volatil suspended solid, dan dissolved
oxygen. Hasil pH yang didapat yaitu, proses asidogenesis berlangsung rata-rata
selama 18 jam yang ditandai dengan adanya penurunan pH hingga mencapai rentang 4,5-5,0. Pertumbuhan bakteri yang dialami pada setiap variasi percobaan
menujukkan hasil tren yang positif dengan adanya kenaikan VSS. Pengaruh
penambahan oksida logam tidak menghasilkan nilai yang positif, tetapi jika
dibandingkan dengan reaktor tanpa penambahan logam, reaktor dengan
penambahan logam CuO, kombinasi antara Fe2O3 dan CuO, dan kombinasi
campuran 3 logam menghasilkan degree of ethanofication (DE) yang lebih besar
dari reaktor tanpa penambahan logam. Secara berturut-turut nilai rata-rata replikasi
1 dan 2 degree of ethanofication dari 3 reaktor tersebut yaitu -0,221; -0,153; -0,221.
Selebihnya, arah pembentukan reaktor yang ditambahkan oksida logam NiO akan
menghasilkan produk asam volatil yang lebih baik dibandingkan tidak ditambah
NiO. Namun, hasil neraca massa membuktika bahwa masih ada sekitar 50-60%
bentuk lain yang dihasilkan dari degradasi COD selain etanol dan TAV yang diuji
pada penelitian ini.