digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_MUAMMAR SALAHUDIN RABBANI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan hasil produksi sebesar 45,5 juta metrik ton pada tahun 2022. Produksi kelapa sawit yang besar tentunya menghasilkan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO atau yang biasa disebut dengan Palm Oil Mill Effluent (POME). Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari produksi CPO dapat menghasilkan energi terbarukan dengan salah satu produknya yaitu bioetanol. Dalam proses pengolahan POME secara anaerob, penambahan trace elements seperti logam Al (aluminium) Cu (tembaga), Ni (nikel), Fe (besi), dan lain-lain akan memberikan pengaruh terhadap pembentukan etanol. Logam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjenis oksida logam seperti Fe (besi), Cu (tembaga), dan Ni (nikel). Proses anaerob dilakukan dengan reaktor Circulated Batch Reakor (CBR). Diperlukan adanya pengadukan menggunakan nitrogen agar menciptakan suasana anaerob sebelum reaktor dioperasikan. Pengambilan sampel pada reaktor dilakukan setiap 6 jam untuk parameter pH, volatil suspended solid, dan dissolved oxygen. Hasil pH yang didapat yaitu, proses asidogenesis berlangsung rata-rata selama 18 jam yang ditandai dengan adanya penurunan pH hingga mencapai rentang 4,5-5,0. Pertumbuhan bakteri yang dialami pada setiap variasi percobaan menujukkan hasil tren yang positif dengan adanya kenaikan VSS. Pengaruh penambahan oksida logam tidak menghasilkan nilai yang positif, tetapi jika dibandingkan dengan reaktor tanpa penambahan logam, reaktor dengan penambahan logam CuO, kombinasi antara Fe2O3 dan CuO, dan kombinasi campuran 3 logam menghasilkan degree of ethanofication (DE) yang lebih besar dari reaktor tanpa penambahan logam. Secara berturut-turut nilai rata-rata replikasi 1 dan 2 degree of ethanofication dari 3 reaktor tersebut yaitu -0,221; -0,153; -0,221. Selebihnya, arah pembentukan reaktor yang ditambahkan oksida logam NiO akan menghasilkan produk asam volatil yang lebih baik dibandingkan tidak ditambah NiO. Namun, hasil neraca massa membuktika bahwa masih ada sekitar 50-60% bentuk lain yang dihasilkan dari degradasi COD selain etanol dan TAV yang diuji pada penelitian ini.