2009_TS_PP_PURWINDA_IRIANI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB
Terbatas agus slamet
» ITB
Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang memiliki sifat dan potensi tersebut.
Pada umumnya, pembuatan bioetanol menggunakan jagung dan tebu sebagai
bahan baku. Penggunaan kedua bahan baku tersebut berpotensi menimbulkan
kontradiksi terhadap kebutuhan bahan pangan bila diterapkan di negara
berkembang seperti Indonesia. Oleh sebab itu, selulosa berpotensi menjadi salah
satu bahan baku alternatifnya dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki
potensi yang besar menjadi sumber biomassa selulosa dengan kelimpahan cukup
tinggi dan sifatnya yang terbarukan. TKKS merupakan hasil samping dari
pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai
pupuk, bahan baku pembuatan matras dan media bagi pertumbuhan jamur serta
tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi sakarifikasi terbaik pada
TKKS dengan menggunakan Trichoderma reesei dan melakukan fermentasi
alkohol oleh Saccharomyces cerevisiae, yang masing-masing menghasilkan
konsentrasi gula pereduksi dan alkohol paling tinggi . TKKS yang digunakan
selama proses sakarifikasi terlebih dulu diberi perlakuan awal yakni dengan
pemanasan di suhu 1210C, dengan tekanan 1,5 atm selama 90 menit. Penelitian ini
dimulai dengan adaptasi T.reesei ke dalam medium yang mengandung PDB instan
dan serbuk TKKS dengan perbandingan 1:3 .
Sakarifikasi menggunakan metode fermentasi padat, yakni dengan
menginokulasikan suspensi spora T.reesei sebanyak 10% v/b (3,5-7,4`x108sel/mL)
ke dalam TKKS yang telah ditambahkan medium basal Mandels & Waber dan
akuades dengan perbandingan 3:4, sehingga kelembaban mencapai 70 %.
Sakarifikasi dilakukan selama 8 hari. Parameter yang diamati setiap 48 jam adalah
kadar gula pereduksi, aktivitas CMCase (endoglukanase), beta-glukosidase dan
pH medium.
Optimasi suhu sakarifikasi yang dilakukan adalah pada suhu 250C, 300C dan 350C.
Suhu sakarifikasi terbaik diperoleh pada 300C, dengan kadar gula pereduksi paling
tinggi 1,46 mg/g substrat yang diperoleh pada hari ke-8.
Selanjutnya suhu tersebut digunakan pada penentuan pH awal terbaik pada
medium sakarifikasi dengan nilai pH 4,5 ; 5; 5,5 ; dan 6. Konsentrasi gula
pereduksi paling tinggi ada pada pH awal medium 5,5 yakni sebesar 1,5 mg/g
substrat pada hari ke-8.
Sakarifikasi ulang dilakukan dengan menggunakan suhu dan pH awal terbaik
selama 12 hari. Filtrat gula hasil sakarifikasi hari ke-12 digunakan sebagai
substrat fermentasi alkohol. Inokulum fermentasi yang digunakan adalah
Saccharomyces cereviseae sebanyak 5% v/v (5,35 x 108 sel/mL) sel diinokulasikan
ke dalam medium dan difermentasi secara anaerob selama 96 jam. Parameter yang
diamati adalah kadar gula pereduksi, kadar etanol, jumlah sel serta pH medium.
Konsentrasi etanol paling tinggi yang dihasilkan pada fermentasi selama 72 jam
sebesar 0,046 % dengan konversi gula menjadi etanol sebesar 47,32%.
Perpustakaan Digital ITB