digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai kota pariwisata, Kota Malang selalu mengalami peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang mencatat terjadinya peningkatan jumah wisatawan sebesar 39% pada tahun 2015 dan 18% pada tahun 2016. Hal ini berbanding lurus dengan kenaikan jumlah pengguna jasa kereta api. Fenomena tersebut menyebabkan Stasiun Malang Kotabaru dirasa sudah tidak mampu menampung jumlah pengguna jasa kereta api. PT KAI bersama Ditjen Perkeretaapian dan Pemkot Malang berencana untuk mengembangkan Stasiun Malang Kotabaru agar dapat menampung para wisatawan maupun pengguna jasa kereta api biasa. Isu utama dalam proyek ini adalah kawasan cagar budaya, urban place, sirkulasi, serta zonasi. Proyek pengembangan yang dilakukan merupakan penambahan bangunan stasiun baru, fungsi baru, dan adaptasi fungsi dari bangunan stasiun lama. Fungsi-fungsi baru tersebut adalah hotel transit, ritel, foodcourt, plaza, serta taman yang dapat menamoung 43.000 penumpang per hari. Konsep besar yang diusung pada proyek ini adalah The Gate of Tourism, yang bertujuan untuk menjadikan Stasiun Malang Kotabaru sebagai gerbang kawasan pariwisata di Kota Malang dan sekitarnya. Bangunan cagar budaya dipertahankan dan diadaptasi sesuai kebutuhan fungsional serta peraturan yang berlaku. Pendekatan yang digunakan dalam merancang bangunan baru ini adalah contextual juxtaposition dimana bangunan baru dibuat kontras dengan bangunan lama sehingga bangunan lama akan terlihat menonjol. Bangunan stasiun baru memiliki dua dua pintu yaitu barat dan timur. Pintu barat merupakan bangunan lama yang melayani keberangkatan dan kedatangan KA Lokal. Pintu timur yang merupakan bangunan baru yang melayani keberangkatan dan kedatangan KA jarak jauh. Kedua pintu tersebut dihubungkan dengan adanya skybridge yang berfungsi sebagai ruang tunggu berbayar serta jembatan penyeberangan.