Jumlah angkutan informal omprengan di Kecamatan Cimanggis terus meningkat sejak Tahun 2000. Di antara pangkalan omprengan yang ada di kawasan Cimanggis, kelompok omprengan Cibubur adalah kelompok yang terbesar. Bagi sebagian warga Cimanggis, angkutan ini cukup membantu mereka dalam bertransportasi sehari-hari ke kantor, karena omprengan memberikan fasilitas yang nyaman, aman dan relatif cepat mengantarkan mereka sampai ke kantor. Penelitian ini bertujuan untuk merefleksikan secara kritis dinamika yang terjadi di tengah masyarakat terhadap perencanaan transportasi yang dibuat pemerintah. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam metode studi kasus. Data didapatkan melalui observasi lapangan, wawancara, dan studi dokumen. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan perspektif ruang ketiga (Thirdspace) Edward Soja. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa latar belakang munculnya ruang ketiga yang dibentuk oleh omprengan dilatarbelakangi berbagai hal, antara lain masyarakat Indonesia memiliki kreativitas dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sifat fleksibel manusia Indonesia terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta sistem transportasi umum yang dirasa belum efektif bagi warga masyarakat.