
ABSTRAK Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

JURNAL Aulia Siti Nurmala
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Masa transisi yang dialami siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari anakanak menuju remaja merupakan fase yang krusial dalam perkembangan sosial
mereka. Dalam periode ini, siswa mulai mencari ruang di luar rumah dan sekolah
yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi, berekspresi, serta membangun
identitas sosial. Ruang ketiga, sebagai tempat di luar lingkungan formal yang dapat
mendukung interaksi sosial siswa, memiliki peran yang signifikan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Namun, di Kota Bandung belum banyak diteliti terkait
keberadaan, aksesibilitas, serta pemanfaatan ruang ketiga oleh siswa SMP. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan ruang ketiga
yang digunakan siswa SMP di Kota Bandung, menganalisis aksesibilitasnya, serta
mengkaji pola pemanfaatan dan preferensi siswa terhadap ruang ketiga. Pendekatan
kualitatif digunakan pada penelitian ini dengan metode walk and talk conversation
bersama siswa, wawancara dengan pengajar, serta observasi di tiga SMP dengan
karakteristik lokasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang
ketiga yang dimanfaatkan siswa saat jam istirahat mencakup area di dalam sekolah
seperti lorong dan koridor kelas, tangga, taman, kantin, serta ruang di luar sekolah
saat mereka pulang seperti area komersial dan ruang terbuka di sekitar lingkungan
sekolah. Fitur utama yang disukai siswa di antaranya keteduhan, ketersediaan
jajanan, dan tempat duduk. Kebutuhan siswa akan berinteraksi dicerminkan dari
aktivitas utama yang dilakukan di ruang ketiga mereka yaitu mengobrol. Namun,
beberapa lokasi yang digunakan siswa belum sepenuhnya mendukung aktivitas
sosial mereka karena aksesibilitas yang terbatas, minimnya fasilitas pendukung,
serta keamanan. Oleh karena itu, keberadaan ruang ketiga perlu dirancang secara
terencana, bukan hanya sebagai ruang sisa, tetapi bagian dari ruang publik yang
dapat multifungsi, seperti taman atau area terbuka di sekitar sekolah yang aman dan
mudah diakses oleh siswa.