digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016_TA_PP_WAWAN_HERMAWAN_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_WAWAN_HERMAWAN_1-BAB_11.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_WAWAN_HERMAWAN_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_WAWAN_HERMAWAN_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_WAWAN_HERMAWAN_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_WAWAN_HERMAWAN_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Analisis pertukaran gas CO2 antara laut dan udara di perairan bagian barat Laut Jawa dilakukan berdasarkan data tekanan parsial gas CO2 (pCO2). Perhitungan pCO2 laut dilakukan dengan membangun model regresi polinomial berdasarkan data lapangan The South China Sea - Indonesian Seas Transpor/Exchange (SITE) dan dihitung menggunakan data satelit temperatur salinitas dan klorofil-a). Model 1 merupakan model perhitungan pCO2 laut dengan berdasarkan data lapangan untuk temperatur dan klorofil-a saja, diperoleh nilai R2 sebesar 0,774 dengan kesalahan relatif sebesar 8,19%. Model 2 dengan melakukan penambahan variabel bebas, terdiri dari temperatur, klorofil-a dan salinitas, diperoleh R2 sebesar 0,774 dan kesalahan relatif sebesar 8,07%. Penggunaan model 1 cenderung lebih bagus digunakan di daerah dekat pantai dan daerah dekat muara dengan besar kesalahan relatif sebesar 13,3% dibandingkan dengan model 2 yang memiliki kesalahan relatif sebesar 13,89%. Penambahan variabel salinitas pada model tidak terlalu baik untuk digunakan di daerah dekat pantai dan daerah. Nilai pCO2 laut yang dihitung baik dengan menggunakan model 1 dan model 2 diperoleh hasil pCO2 dalam periode musiman memiliki nilai tertinggi pada musim peralihan I dengan puncak pada bulan April, sebesar 450 - 570 ppm dan nilai terendah pada musim barat dengan puncak pada bulan Januari sebesar 400 - 550 ppm. Pertukaran gas CO2 yang dinyatakan sebagai fluks menunjukkan daerah kajian merupakan daerah pelepasan CO2 dengan nilai fluks tertinggi pada musim timur sebesar 0,0579 mol C/m2 bulan dan terendah pada musim barat dengan nilai sebesar 0,0063 mol C/m2 bulan. Fenomena El Niño Southern Oscillation (ENSO) dengan peningkatan indeks 2,2oC dan Indian Ocean Dipole (IOD) fase positif dengan peningkatan indeks mencapai 0,86 bersamaan musim peralihan II hingga musim barat berpengaruh pada penurunan nilai pCO2 sebesar 1,68 - 3,8 ppm atau sekitar 0,3 - 0,7 % dan menyebabkan peningkatan fluks dalam periode 2012 - 2015 sebesar 0,000039 - 0,00009 mol C/m2 bulan atau sekitar 15,4% - 33,9% terhadap tahun normal.