El Niño Southern Oscillation (ENSO) memiliki pengaruh kuat terhadap kondisi
oseanografi di wilayah Pasifik, yang merupakan habitat utama ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis). Penelitian ini menyelidiki hubungan antara dinamika ENSO
dan perikanan tuna di Pasifik Tengah dengan menggunakan data sea surface
temperature (SST), mixed layer depth (MLD), serta catatan upaya penangkapan
purse seine ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) selama periode 2007 hingga 2015.
Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana pergeseran warm
pool berkaitan dengan distribusi spasial tangkapan per satuan usaha (CPUE) ikan
cakalang. Ditemukan selama periode La Niña tahun 2007 – 2008 dan 2011, nilai
CPUE di Wilayah 2 (Niño 3.4) cenderung menurun pada kisaran 18 – 22 ton per
set, sedangkan di Wilayah 1 (Niño 4) justru mengalami peningkatan hingga
mencapai 30 – 35 ton per set. Sebaliknya, pada periode El Niño tahun 2009 – 2010,
nilai CPUE di Wilayah 2 tetap relatif tinggi, yaitu sekitar 27 – 33 ton per set,
sementara di Wilayah 1 menunjukkan kondisi yang lebih stabil. Nilai CPUE
tertinggi tercatat pada pertengahan tahun 2015 saat terjadi El Niño kuat, mencapai
sekitar 45 ton per set di Wilayah 2 dan hampir 40 ton per set di Wilayah 1. Hasil
menunjukkan bahwa pergeseran warm pool yang terkait dengan ENSO berdampak
pada pergeseran spasial CPUE, di mana El Niño cenderung mendorong akumulasi
ikan ke arah timur Pasifik, sedangkan La Niña mengarahkannya ke wilayah barat
Pasifik. Temuan ini menekankan pentingnya pemantauan kondisi laut berbasis
ENSO untuk mendukung pengelolaan perikanan tuna yang adaptif dan
berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB