Untuk memahami fenomena place attachment pada suatu tempat yang spesifik,
perlu dipertimbangkan perspektif masyarakat dengan melibatkan aspek historis,
budaya dan geografisnya, agar pengaruh karakteristik lokal pribumi dalam
pembentukan suatu keterikatan dengan tempat dapat diungkap secara utuh.
Penelitian ini bertujuan memahami konsep place attachment masyarakat Tana
Luwu terhadap situs-situs Kedatuan Luwu periode Islam di Sulawesi Selatan dan
prediktor place attachment yang mempengaruhinya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik
analisis statistik, koensidensi dan uji signifikansi. Kerangka penelitian merujuk
pada model tripartit dimensi place attachment dari Scannel dan Gifford (2010),
yang terdiri dari dimensi place-person-process. Pengumpulan data dilakukan
dengan membagikan kuesioner kepada 303 responden yang dipilih secara
purposif.
Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa keterikatan masyarakat Tana
Luwu pada situs-situs Kedatuan Luwu periode Islam lebih berkaitan dengan aspek
afeksi atau perasaan emosional yang positif dibandingkan aspek kognisi dan
perilaku. Karakteristik masyarakat yang berhubungan signifikan dengan place
attachment ialah hubungan garis keluarga dan sistem kepercayaan. Sedangkan
karakteristik tempat yang berhubungan signifikan dengan place attachment ialah
makna situs yang dihayati oleh masyarakat setempat.
Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai strategi yang dapat ditempuh
untuk menjaga keberlangsungan situs-situs, antara lain dengan memberikan
pengetahuan sejarah dan budaya tentang situs tersebut kepada generasi muda,
dalam lingkup keluarga dan pendidikan formal