Perpustakaan Digital ITB

Penyandang disabilitas di Indonesia, yang berjumlah sekitar 8,5% dari populasi atau 22,97 juta jiwa, masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal partisipasi penuh di masyarakat. Mereka sering mengalami diskriminasi dan hambatan fisik, mental, serta intelektual, yang membuat mereka kesulitan mengakses pekerjaan layak. Sebanyak 82% dari penyandang disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan, dan 71,4% bekerja di sektor informal karena keterbatasan akses terhadap pekerjaan formal serta kurangnya fasilitas yang mendukung kebutuhan mereka. Meskipun hak-hak mereka diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 2016, kenyataan menunjukkan bahwa banyak hak-hak tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. Untuk mengatasi masalah ini, "Inclusive Productivity Centre" dirancang sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan ekonomi bagi kaum difabel. Pusat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan dari berbagai sektor ekonomi, serta menyediakan fasilitas yang mendukung kemandirian dan pengembangan diri. Pendampingan juga disediakan agar penyandang disabilitas mampu bersaing di pasar kerja formal. Pusat ini dirancang dengan pendekatan arsitektur inklusif dan universal, memastikan aksesibilitas yang setara untuk semua orang. Prinsip kesetaraan menjadi landasan utama pusat ini, di mana penyandang disabilitas dan non-disabilitas tidak dipisahkan, tetapi didorong untuk berkolaborasi dalam lingkungan kerja yang sama. Dengan demikian, pusat ini bukan hanya tempat pelatihan, tetapi juga ruang sosial inklusif yang mendukung interaksi dan penghapusan batas-batas sosial. "Sekolah Inklusif dan Galeri Karya" diharapkan menjadi solusi yang efektif dalam membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi penyandang disabilitas, sekaligus mempromosikan masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Pusat ini juga menjadi langkah penting untuk menciptakan aksesibilitas tanpa hambatan dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ekonomi secara keseluruhan.