digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Alifia Larasati Zaviera
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur

Pendidikan tinggi mengalami transformasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Paradigma pembelajaran berubah dari instruksi menuju pembelajaran aktif yang lebih memusatkan perhatian kepada mahasiswa. Mahasiswa generasi Z merupakan mahasiswa yang kehidupan sehari-harinya sudah melekat dengan penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut memengaruhi cara belajar dari Generasi Z. Perubahan cara belajar dan juga perubahan pendidikan tinggi secara keseluruhan menuntut terjadinya perubahan lingkungan belajar agar lebih responsif terhadap kebutuhan pembelajaran mahasiswa yang lebih dinamis. Temuan menunjukkan aktivitas belajar semakin meluas di luar ruang kelas tradisional. Pembelajaran ini disebut sebagai informal learning dan berperan penting dalam pembelajaran sepanjang hayat. Semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya informal learning, semakin meningkat juga kesadaran akan butuhnya ruang belajar informal yang menyesuaikan kebutuhan penggunanya yaitu mahasiswa. Tantangan dari perancangan sebuah informal learning space (ruang belajar informal) adalah pemenuhan preferensi dari penggunanya. Oleh karena itu pada perancangan ini, pendekatan dilakukan dengan menyusun kriteria informal learning space dari teori-teori yang berkaitan dengan ILS. Kriteria yang dirumuskan terdiri dari lima kriteria besar yaitu kenyamanan, konfigurasi spasial, fungsionalitas, autonomi dan fasilitas pendukung. Kriteria tersebut dikaitkan dengan kegiatan belajar mahasiswa generasi Z dan menjadi pedoman selama proses perancangan. Perancangan informal learning space bertempat di Kota Bandung karena tingginya jumlah perguruan tinggi di Kota Bandung. ILS pada perancangan ini setidaknya melayani empat perguruan tinggi yaitu ITB, Universitas Komputer Indonesia, ITHB, dan Universitas Padjadjaran. Kebutuhan fasilitas dari ILS ini didapatkan dengan menganalisis kebutuhan mahasiswa yang akan menggunakan ruang belajar ini. Perancangan dilakukan dengan mendefinisikan zonasi dari aktivitas pengguna. Zona tersebut terdiri dari zona produktif untuk kegiatan belajar yang fokus dan individual, zona kolaboratif untuk kegiatan belajar berkelompok, dan zona coworking untuk kegiatan belajar yang bercampur dengan interaksi sosial atau aktivitas lainnya. Terdapat dua zona lain yang tersebar di dalam banguna yaitu zona sosial untuk digunakan pengguna berinteraksi dan membangun komunitas, dan zona istirahat untuk beristirahat. Zonasi disusun secara sequential sesuai dengan kenyamanan akustik agar ruang tidak saling mengganggu. Perancangan ILS ini bertujuan menjadi wadah untuk belajar mandiri, memperdalam pengetahuan, serta memperkaya pengalaman sosial dan pribadi mahasiswa.