2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_1.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_2.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_3.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_4_A.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_4_B.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_4_C.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_4_D.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_5.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_BAB_6.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_ADITYA_ROSADI_JURNAL.pdf
PUBLIC Yoninur Almira
Pembangunan Pelabuhan Patimban di Provinsi Jawa Barat berpotensi
meningkatkan arus barang ekspor dan impor di wilayah Jawa Barat bagian utara.
Adanya peningkatan arus barang akan berdampak pada peningkatan arus lalu lintas
kendaraan angkutan barang baik menuju ataupun dari pelabuhan Patimban. Pada
beberapa titik persimpangan menuju dan dari pelabuhan Patimban, V/C rasio jalan
sudah mendekati angka 0,8 yang menunjukkan kepadatan arus lalu lintas,
sementara kecepatan arus barang harus dipertahankan agar menciptakan dampak
ekonomi positif dari hadirnya pelabuhan Patimban.
Pemerintah telah mencantumkan pembangunan jalan tol Subang-Patimban dalam
rencana tata ruang dan wilayah nasional. Hadirnya inisiasi pembangunan jalan tol
dari investor sebagai alternatif jalan nasional perlu ditindaklanjuti sebagai antisipasi
dampak-dampak ekonomi yang timbul. Penelitian ini melakukan analisa pemangku
kepentingan dan kriteria yang mereka harapkan dalam pemilihan alternatif trase tol
pelabuhan Patimban. Pemangku kepentingan didapatkan dari penjabaran tugas
pokok dan fungsi pada peraturan perundang-undangan, pihak yang membutuhkan
dan menggunakan prasarana transportasi tersebut serta terdampak langsung
pembangunan akses jalan tol.
Metodologi Multi Actor Multi Criteria Analysis (MAMCA) yang digunakan
bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan kriteria antar pemangku kepentingan dari
alternatif kriteria yang diberikan, menunjukkannya secara eksplisit dan
memungkinkan pertimbangan berbagai tujuan pemangku kepentingan yang saling
bertentangan dan membantu mengidentifikasi sinergi dan ketidaksepakatan antara
berbagai kelompok pemangku kepentingan. Adanya perbedaan kriteria dan
alternatif trase tol terpilih pada setiap pemangku kepentingan dapat
menggambarkan tingkat kepentingan masing-masing.
Pemilihan alternatif terpilih untuk seluruh pemangku kepentingan menggunakan
dua metode perhitungan yaitu kesamaan bobot untuk seluruh pemangku
kepentingan dan pembobotan jumlah kriteria yang menjadi pertimbangan
pemangku kepentingan dalam menentukan alternatif trase terpilih. Hasil
penghitungan alternatif terpilih untuk semua pemangku kepentingan dengan
skenario I didapatkan alternatif trase tol III sebagai prioritas dengan nilai 0.358
sedangkan skenario II didapatkan alternatif trase tol I sebagai yang pilihan terbaik
dengan nilai 0,386.