2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_VINA_RIZKI_ALDILLA_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan negara yang memiliki keaneka ragaman hayati berupa tumbuhan di hutan tropisnya. Salah satu famili tumbuhan yang ada di Indonesia adalah Ericaceae dan Rhododendron merupakan salah satu genus dari tumbuhan dari famili ini yang banyak dikenal sebagai tanaman hias. Walaupun demikian, tumbuhan genus Rhododendron ini telah banyak pula yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional. Di wilayah Asia, Rhododendron digunakan sebagai obat pereda demam, penyembuh asma, dan bronkitis. Di wilayah Eropa, genus Rhododendron digunakan sebagai obat rematik dan anti inflamasi. Selain itu, genus ini telah banyak diteliti dan dilaporkan karena memiliki bioaktivitas yang penting, diantaranya sebagai anti HIV (Human Immunity Virus), anti bakteri, anti diabetes, anti inflamasi, ekspektoran, analgesik dan spasmolitik. Walaupun demikian, penelitian kandungan metabolit sekunder dari daun Rhododendron retusum yang dikenal dengan nama lokal Cantigi Bereum belum pernah dilaporkan. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi metabolit sekunder dari daun R. retusum. Isolasi metabolit sekunder dilakukan melalui serangkaian tahap pemisahan dan pemurnian yang meliputi ekstraksi dengan pelarut metanol dan berbagai teknik kromatografi, diantaranya kromatografi cair vakum (kcv), kromatografi kolom grafitasi (kkg), dan kromatografi radial (kr). Dua senyawa telah berhasil diisolasi dari ekstrak metanol daun R. retusum. Kedua senyawa tersebut telah diidentifikasi sebagai (-)-epikatekin (9) dan kaempferol (2) berdasarkan data spektroskopi NMR (1H ,13C, HSQC, dan HMBC), UV-Vis, spektroskopi massa dan data putaran optik. Selain itu, terhadap ekstrak dan senyawa yang telah berhasil diisolasi, yaitu (-)-epikatekin (9) dan kaempferol (2), dilakukan pula uji aktivitas sitotoksik terhadap sel murin leukemia P388 yang memberikan nilai IC50 berturut – turut 52,5; >100; dan 14,51 ?g/mL
Perpustakaan Digital ITB