digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TA_PP_DINNA_AMELIA_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DINNA_AMELIA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DINNA_AMELIA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DINNA_AMELIA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DINNA_AMELIA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DINNA_AMELIA_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem bawah laut dengan biodiversitas yang paling tinggi dibandingkan ekosistem lainnya. Namun, kondisi terumbu karang di dunia semakin lama semakin memprihatinkan dikarenakan banyaknya fenomena yang mengancam keselamatan terumbu karang. Transplantasi karang menjadi salah satu metode yang digunakan untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang. Metode ini dilakukan melalui pencangkokan dan penanaman karang yang masih sehat di situs terumbu karang yang telah rusak atau dengan menciptakan situs baru. Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan transplantasi karang adalah sifat fisik air laut yang terdiri dari kekeruhan, total suspended solid (TSS), suhu, salinitas, dan derajat keasaman (pH) perairan. Pada penelitian tugas akhir ini, dianalisis karakteristik perairan pada empat titik pengukuran di sekitar Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Karya, dan Pulau Semak Daun berdasarkan sifat fisik air laut dalam kaitannya dengan pelaksanaan transplantasi karang. Analisis sifat fisik air laut akan melalui tahapan pembobotan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang selanjutnya digunakan dalam menentukan klasifikasi zona perairan. Proses analisis dilanjutkan dengan mempertimbangkan aspek kriteria lokasi berdasarkan jarak titik pengukuran terhadap daratan terdekat. Data didapatkan dengan melakukan pengukuran dan pengambilan sampel air di setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukan bahwa perairan di sekitar titik pengukuran memiliki karakteristik jernih, hangat, salinitas cukup tinggi, dan keasaman yang sesuai untuk biota laut, sehingga perairan tersebut termasuk dalam kategori optimal untuk dilakukan transplantasi karang. Namun, jika ditinjau berdasarkan aspek kriteria lokasi, hanya titik P4 yang termasuk ke dalam kategori optimal.