2016_TS_PP_NURBAITI_1-COVER.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_1.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_2.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_3.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_1.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_2.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_3.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_4.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_5.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_6.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_4_7.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-BAB_5.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_NURBAITI_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC hidayat
Salah satu metode perkuatan pada tanah lunak adalah dengan menggunakan
material geosintetik. Paket peningkatan kapasitas jalan Padang Bypass di Provinsi
Sumatera Barat menggunakan material geotextile non-woven untuk mengatasi
permasalahan tanah lunak yang memiliki CBR kurang dari 6%. Untuk
memberikan gambaran peningkatan nilai daya dukung tanah lunak dengan dan
tanpa menggunakan material geosintetik jenis geotextile, yang ditunjukkan
dengan nilai safety factor (SF), maka dilakukan serangkaian analisis
menggunakan metode elemen hingga Plaxis 8.5 2D.
Analisis dilakukan dalam waktu singkat dengan pembebanan seketika dan tanpa
memperhitungkan waktu konsolidasi (undrained analysis). Untuk mengetahui
persentase peningkatan maupun penurunan nilai daya dukung (safety factor) dan
total displacement yang mungkin terjadi pada pemodelan dilakukaan variasi
terhadap pemodelan dan material geotextile. Variasi tersebut yaitu jumlah lapisan
(1, 2 dan 3 lapis), nilai kuat tarik (28 kN/m’, 55 kN/m’ dan 70 kN/m’), spasi
vertikal (0,5 meter dan 1,0 meter) serta posisi dari material geotextile terhadap
pemodelan (di timbunan badan jalan dan di tanah dasar/subgrade).
Perpaduan keempat variasi menghasilkan 28 pemodelan struktur timbunan badan
jalan di atas tanah lunak, masing-masing pemodelan terdiri atas 6 tahapan
pembebanan dan kalkulasi, yang terdiri atas 5 tahapan pembebanan timbunan dan
1 tahapan pembebanan lalu lintas dan perkerasan jalan. Sebagai penelitian
lanjutan dilakukan variasi pembebanan lalu lintas terhadap pemodelan, yang
semula menggunakan beban standar 8 Ton, dengan menggunakan beban
kendaraan STRG sebesar 4 Ton, 10 Ton dan 13 Ton.
Penambahan jumlah lapisan geotextile menghasilkan peningkatan nilai daya
dukung tanah rata-rata sebesar 2,5%, 4,5%, dan 5,6% untuk masing-masing nilai
kuat tarik 28 kN/m’, 55 kN/m’ dan 70 kN/m’. Nilai SF untuk studi kasus ruas
jalan Padang Bypass, yang menggunakan 1 (satu lapis) material geotextile dengan
kuat tarik 28 kN/m’, adalah 1,169. Nilai safety factor minimum (SF=1,2) dapat
diperoleh dengan menghamparkan 2 (dua) lapis material geotextile dengan kuat
tarik 28 kN/m’.