digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Inflamasi memainkan peranan penting pada kanker, aterosklerosis dan penyakit jantung iskemik, serta beberapa penyakit neurodegeneratif yang juga merupakan penyebab utama kematian di dunia. Buah delima (Punica granatum L.) telah digunakan sejak lama untuk mengobati berbagai macam penyakit, antara lain inflamasi sehingga diharapkan dapat dijadikan alternatif terapi. Skrining aktifitas farmakologis bahan aktif dan mengetahui mekanisme interaksinya terhadap protein target merupakan proses yang mahal dan memerlukan waktu yang panjang apabila hanya dilakukan dengan menggunakan hewan uji. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan prediksi interaksi senyawa yang terkandung dalam kulit buah delima (Punica granatum L) terhadap siklooksigenase secara in silico, uji toksisitas fraksi air, uji antiinflamasi ekstrak etanol dan fraksi air pada embrio zebrafish secara in vivo. Interaksi senyawa diprediksi secara docking terhadap siklooksigenase-1 (PDB ID: 5WBE) dan siklooksigenase-2 (PDB ID: 5IKR). Pengujian toksisitas dilakukan berdasarkan OECD nomor 236, sedangkan uji antiinflamasi terhadap embrio zebrafish dilakukan dengan metode pewarnaan menggunakan neutral red pada lima konsentrasi berbeda yang diinduksi dengan karagenan. Senyawa terbaik hasil docking adalah asam punikat dan kaempferol dengan energi masing-masing sebesar -7,7619, -7,3755 pada 5WBE dan -8,3216, -7,1262 pada 5IKR serta memiliki interaksi yang lebih baik dari ligan alami. Nilai Lethal Concentration 50 (LC50) fraksi air sebesar 236,57 ± 6,1 µg/mL, dikategorikan aman berdasarkan kategori keamanan lingkungan dari OECD. Sedangkan hasil pengujian antiinflamasi diamati berdasarkan intensitas fluorosensi, tingkat kelangsungan hidup, dan detak jantung, dengan hasil konsentrasi terbaik pada ekstrak etanol sebesar 23,6 µg/mL dan pada fraksi air sebesar 21,6 µg/mL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi air kulit buah delima berpotensi sebagai kandidat obat antiinflamasi.