digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 YOGI SAGITA AZWAR (NIM : 12512043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 YOGI SAGITA AZWAR (NIM : 12512043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 YOGI SAGITA AZWAR (NIM : 12512043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 YOGI SAGITA AZWAR (NIM : 12512043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 YOGI SAGITA AZWAR (NIM : 12512043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA YOGI SAGITA AZWAR (NIM : 12512043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada umumnya mineral utama dari bijih nikel limonit dimana nikel ditemukan adalah goethite ((Fe,Ni)OOH). Selama pelindian yang dilakukan di dalam larutan asam, nikel akan dilarutkan dari dalam mineral goethite, namun pelarutan nikel tersebut akan diikuti dengan pelarutan besi. Pada pelindian bijih nikel limonit dalam larutan asam pada tekanan atmosfer, besi terlarut merupakan masalah utama karena besi yang terlarut tersebut tidak dapat terpresipitasi kembali dalam proses pelindian secara spontan sehingga mengakibatkan tingginya konsumsi asam pada proses ini. Untuk memisahkan besi yang ikut terlarut dalam larutan asam klorida, pada penelitian ini digunakan air laut yang mengandung ion alkali logam seperti Na+ dan K+. Dengan adanya ion Na+, dapat mengendapkan besi ke dalam bentuk senyawa kompleks dan secara simultan meregenerasi asam. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh penggunaan air laut dalam pelindian bijih nikel limonit dengan larutan asam klorida pada tekanan atmosfer terhadap persen ekstraksi nikel dan konsumsi asam. Serangkaian percobaan pelindian bijih nikel limonit menggunakan air laut dalam larutan asam klorida dilakukan selama 12 jam dengan variasi temperatur, persen padatan, dan jumlah awal asam klorida yang ditambahkan. Kondisi terbaik percobaan pelindian adalah saat diperoleh persen ekstraksi nikel yang tinggi dengan persen ekstraksi besi yang serendah mungkin. Percobaan pelindian bijih nikel limonit dalam larutan asaam klorida tanpa menggunakan air laut juga dilakukan untuk menentukan secara kuantitatif pengaruh penggunaan air laut dalam pelindian bijih nikel limonit terhadap persen ekstraksi nikel dan konsumsi asam. Konsumsi asam dihitung dari data mol asam yang bereaksi selama pelindian berdasarkan data persen ekstraksi logam dan stoikiometri reaksi pelarutan logam yang terjadi. Hasil percobaan pelindian menunjukkan pelindian menggunakan air laut meningkatkan persen ekstraksi nikel dari 84,58% menjadi 89,9 % dan menurunkan besi yang ikut terekstraksi dari 92,01% menjadi 61,57% serta menurunkan konsumsi asam untuk pelindian dari 951,2 kg/ton bijih kering menjadi 644,2 kg/ton bijih kering. Hasil terbaik tersebut diperoleh pada temperatur pelindian 95oC, persen padatan 10% (w/v), dan jumlah awal asam yang ditambahkan 900 kg/ton bijih kering dengan menggunakan bijih dengan fraksi ukuran -65+100#. Kenaikan temperatur dan jumlah awal asam yang ditambahkan cenderung meningkatkan persen ekstraksi nikel, sementara kenaikan persen padatan yang digunakan dalam pelindian menurunkan persen ekstrasi nikel yang diperoleh.