digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi pengolahan air limbah secara biologi yang sering dijumpai pada instalasi pengolahan air limbah adalah sistem lumpur aktif konvensional. Permasalahan utama pada teknologi ini adalah dibutuhkannya area yang luas untuk tangki pengendapan sebagai tempat mengendapnya biomassa yang keluar dari tangki aerasi. Hal ini disebabkan karena biomassa tersuspensi yang terbentuk pada sistem konvensional memiliki kecepatan pengendapan relatif rendah sehingga waktu retensi hidrolik menjadi lebih lama. Teknologi biogranulasi dengan sistem Sequencing Batch Reactor (SBR) secara aerob merupakan salah satu perbaikan teknologi konvensional agar diperoleh unit pengolahan yang lebih kompak seperti yang akan dikaji pada penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati proses dan menentukan kondisi optimum pembentukan granular aerob tersebut. Percobaan dilakukan pada dua kolom reaktor dengan ketinggian 1,2 m, diameter 5 cm, dan volume kerja 2,4 liter. Penelitian ini dilakukan dengan dua jenis substrat, yaitu glukosa pada R1 dan asetat pada R2 dengan masingmasing variasi OLR sebesar 2,5; 5; dan 10 kg COD/m3.hari. Laju aliran udara sebesar 1 liter/menit, kecepatan gas superficial sebesar 0,0475 m/detik, dan rasio F/M yang digunakan saat t=0 sebesar 1,1 g COD/g SS.hari dijadikan sebagai variabel tetap. Dari hasil pengamatan selama 3 minggu menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk pembentukan granular aerob, baik pada susbtrat glukosa maupun asetat dapat dicapai pada variasi OLR 2,5 kg COD/m3.hari. Kualitas granular pada kondisi tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang meliputi; diameter dengan ukuran 0,87 mm dan 1,03 mm, aspek rasio sebesar 0,67 dan 0,75, densitas sebesar 11,21 g/L dan 14,92 g/L, serta kecepatan pengendapan sebesar 11,60 m/jam dan 15,81 m/jam. Efisiensi penyisihan organik pada saat pembentukan granular pada kedua substrat adalah 74,30% dan 79,58% dengan laju pemakaian substrat yang sama, yaitu 0,13 jam-1. Berdasarkan analisa statistika, dapat diketahui bahwa OLR dan substrat memiliki pengaruh terhadap karakteristik granular aerob yang terbentuk.